Jajaran mobil kebanggaan Wuling Motors (ist) |
Hendri Nova
Wartawan Kabar62.com
Wuling Motors memberi kejutan spesial di pameran otomotif Gakindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2021, yang berlangsung selama tanggal 11-21 November 2021 di ICE BSD City. Wuling menghadirkan energi baru yang segar, melalui berbagai varian mobil teranyar yang mengusung konsep kenyamanan, family car dengan harga affordable, hingga mobil yang menyematkan teknologi cerdas serta varian mobil Wuling GSEV (Global Small Electric Vehicle).
Pada GIIAS 2021, pengunjung dapat menikmati berbagai aktivitas yang ada di booth Wuling. Seperti kompetisi seru dengan hadiah menarik hingga mencoba langsung fitur teknologi Almaz RS.
Menurut Product Planning Wuling Motors, Danang Wiratmoko, seperti dikutip dari idxchannel.com, GSEV merupakan platform mobil listrik yang diciptakan Wuling dengan memadukan beragam pilar, untuk menghadirkan mobilitas modern.
“Aspek pertama dari GSEV adalah dimensi compact dan nyaman. Berkat ukurannya yang kecil, platform GSEV menjadi mudah untuk parkir. Akan tetapi hal itu tidak mengurangi kelegaan kabin yang disajikan” kata Danang Wiratmoko dalam keterangan resminya, dikutip Selasa (16/11/2021).
Spesifikasi kemampuan jarak tempuh mulai dari 120km sampai dengan 300km serta dukungan pengisian baterai yang mudah dan didukung fasilitas fast charging.
Tak hanya itu, Berbagai fitur pintar juga melengkapi platform ini seperti Internet of Vehicle (IoV), ADAS, Automatic Parking, hingga fitur Multimedia dengan dukungan Voice Command.
“Aspek keselamatan berkendara turut menjadi pilar penting GSEV dengan dukungan rangka baja pada bodi yang kuat dan kantung udara. Selain itu, baterai GSEV dijamin keamanannya melalui pengujian ketahanan tinggi, berstandar IP68 waterproof dan dilengkapi Smart Battery Management System,” paparnya.
Wuling sendiri telah memiliki standarisasi komponen utama khusus untuk platform GSEV yang terdiri dari desain sistem dan sel baterai, motor listrik, dan sistem control electronic.
Platform GSEV sudah hadir dalam wujud enam produk yang diluncurkan sejak 2017 hingga saat ini. Mulai dari E100, E200, Hongguang Mini EV, Hongguang Mini EV Macaron, KiWi EV, hingga Nano EV.
“Di Indonesia, platform GSEV memiliki potensi di segmen kendaraan listrik. Pasalnya, Wuling melihat kebiasaan berkendara di Indonesia dilakukan untuk kebutuhan komuter dengan jarak yang relatif tidak jauh dan berkendara dengan maksimal empat penumpang,” tandasnya.
Seri GSEV Wuling seperti dikutip dari gaikindo.or.id telah terjual sebanyak 99.652 unit, menempati posisi pertama penjualan kendaraan listrik di China pada kuartal pertama 2021.
Paling tidak, dalam empat tahun mengaspal di Indonesia, Wuling telah memasarkan lebih dari 60 ribu kendaraan, dan pada semester pertama 2021 Wuling masuk dalam 10 besar pabrikan di Nusantara.
Kinerja Wuling untuk menjadi satu-satunya pabrikan non-Jepang yang masuk dalam urutan 10 besar tidak lepas dari strategi mereka yang mengedukasi konsumen di Indonesia terkait inovasi dan teknologi kendaraan.
Setelah mendirikan pabrik di atas lahan seluas 60 hektar di Greenland International Center (GIIC), Cikarang, Jawa Barat, Juli 2017, Wuling langsung menggebrak pasar mobil keluarga Confero S. Lalu, membawa mesin turbo yang disematkan pertama kali pada mobil Almaz dan Cortez CT pada tahun 2019 serta dilanjutkan untuk seri Almaz RS di tahun 2021.
Sebelumnya, Cortez yang dirilis pada 2018 juga menarik perhatian masyarakat sebab Wuling memberikan fitur kelas atas pada mobil MPV menengah itu, antara lain sunroof, auto wiper, eletric seat, auto AC, lampu LED, dan wooden panel.
Pada Almaz, Wuling menyematkan teknologi perintah suara cerdas berbahasa Indonesia pertama yakni Wuling Indonesian Command (WIND).
Pabrikan berlogo lima berlian mengembangkan teknologinya dengan mengenalkan inovasi Wuling Interconnected Smart Ecosystem (WISE) yang merupakan perpaduan dari Internet of Vehicle (IoV) dan Advanced Driving Assistance System (ADAS) yang semakin memudahkan dalam berkendara bersama Almaz RS.
Assistant of President Wuling Motors, Han Dehong menegaskan, terus melangkah maju dengan inovasi untuk memenuhi kebutuhan mobilitas masyarakat yang terus berkembang. GSEV nantinya akan menjadi basis produk mobil listrik Wuling yang dijadwalkan mengaspal ke Indonesia tahun 2022.
"Memperkenalkan platform GSEV merupakan langkah berikutnya dalam persiapan Wuling untuk ikut serta di kancah pasar mobil listrik di Indonesia. Kami berharap pengenalan platform ini dapat memberikan gambaran lebih jelas lini produk EV Wuling yang akan dipasarkan di Tanah Air pada tahun depan. Basis GSEV sendiri telah mendapatkan respon yang baik di pasar Tiongkok dan memiliki beragam lini produk," tutur Product Planning Wuling Motors, Danang Wiratmoko secara terpisah, seperti dikutip dari otosia.com.
Mobil listrik berbasis GSEV ini tidak hanya dipasarkan, tapi juga diproduksi di sini. Itu artinya, potensi koreksi harga sangat besar, dibandingkan model Completely Built-Up (CBU). Ya, mobil ini pantas dinanti!
"Saat ini kami sedang dalam tahap akhir persiapan memasuki era kendaraan listrik di Indonesia. Dalam waktu dekat, kami akan meluncurkan produk generasi berikutnya dengan platform GSEV. Mobil listrik ini tidak hanya akan dijual di Indonesia tetapi juga diproduksi di Tanah Air," imbuh Han Dehong.
Keunggulan Wuling GSEV
1. Compact tapi Lega
Wuling menyebut platform GSEV mengedepankan konsep Small and Spacious alias kecil tapi melegakan. Sebagai contoh Wuling Hongguang Mini EV. Mobil ini memiliki panjang 2.917 mm, lebar 1.493 mm dan tinggi 1.621 mm. Wheelbase-nya pun hanya 1.940 mm.
Akan tetapi, Wuling Hongguang Mini EV memiliki konfigurasi kursi 2+2 sehingga muat membawa 2 orang di depan dan 2 orang di belakang.
Kalau sedang berkendara sendirian atau hanya berdua saja, kursi belakang bisa dilipat rata, yang kemudian beralih fungsi menjadi ruang bagasi. Menurut klaim Wuling, space itu cukup untuk setidaknya menampung dua buah kopor berukuran 26 inch.
2. Hemat Tempat
Salah satu keuntungan punya mobil kecil terletak pada keleluasaan akomodasi, terutama untuk mereka yang tinggal di perkotaan, memiliki rumah di dalam gang atau punya hunian dengan car port yang luasnya terbatas.
Mobil GSEV ini tentunya bisa melakukan manuver yang lebih mudah ketika di kemacetan perkotaan. Bila berkaca pada Hongguang Mini EV, akselerasinya didukung oleh motor elektrik dengan power sebesar 17,4 Hp dan torsi sebesar 85 Nm. Kecepatannya mencapai 100 Km/jam.
Pun tidak perlu panik bila harus masuk ke gang-gang sempit. Bila ingin parkir, satu ruang mobil konvensional bahkan bisa ditempati oleh dua mobil GSEV.
"Bodi yang kompak mudah untuk diparkirkan, satu ruang space mobil konvensional muat dua mobil GSEV, tidak mengurangi kelegaan dari sisi interior karena available konfigurasi 2 seater dan 4 seater," jelas Handi Ahmad Shidiq, Product Planning Wuling Motors GIIAS 2021, Senin (15/11/2021).
3. Cocok untuk Sehari-hari
Memang, mobil mini dan bersenjata mesin elektrik paling cocok untuk keseharian seperti antar anak sekolah, pergi ke kantor atau sekadar main-main ketika holiday. Tapi bukan berarti daya baterai dan jarak tempuh mobil tidak penting.
Wuling GSEV tercatat bisa dikendarai dengan jarak lumayan jauh, berkisar antara 120 - 300 Km. Apalagi, bisa dicatu daya dengan listrik rumahan, begitu klaim Wuling.
"Platform GSEV ini memberikan banyak kemudahan bagi penggunanya, salah satunya jarak tempuh mulai 120 Km - 300 Km. Sangat fleksibel untuk pengisian baterai di rumah dan support juga untuk mode fast charging," papar Handi.
Sebagai gambaran, untuk Wuling Hongguang Mini EV sendiri memiliki dua tipe kapasitas baterai, 9,2 kWh dengan jarak tempuh 120 Km dan 13,8 kWh yang sanggup menjangkau 170 Km.
Sedangkan untuk Baojun (merek Wuling di Tiongkok) E300 memiliki daya baterai 16,8 kWh dengan jangkauan 260 Km.
4. Pintar
Buat pemerhati Wuling Almaz RS, pasti masih ingat dengan banyaknya fitur yang ditanamkan seperti Internet of Vehicle (IoV), Advanced Driver Assistance System (ADAS) hingga fitur multimedia yang bisa dikontrol dengan suara (Voice Command).
Meskipun kecil, GSEV rupanya akan mengadopsi teknologi itu untuk memperlengkap fitur pintarnya.
Ada satu fitur yang menarik, yaitu Automatic Parking yang bisa dikontrol lewat ponsel pintar. Fitur itu disebut Wuling bakal ikut dijejalkan pada mobil ini.
5. Baterai Anti Nyetrum
Indonesia memiliki curah hujan tinggi, disertai langganan banjir di beberapa daerah. Makanya sering terlontar pertanyaan, apakah mungkin baterai mobil listrik akan gampang nyetrum?
Isu tersebut lantas dijawab oleh Danang Wiratmoko. Wuling menjamin bahwa baterai GSEV tidak akan mudah bocor atau membahayakan penggunanya. Sebab, pengujiannya dilakukan secara komprehensif melalui proses temperatur ekstrem, benturan dan juga ketahanan terhadap air.
Perlu diketahui juga baterai tersebut memiliki standar IP68 waterproof sekaligus dilengkapi Smart Battery Management System.
"Jadi nantinya ketika produk GSEV ini dipasarakan di negara kita, kita tidak perlu khawatir apakah dia aman untuk dipakai di wilayah yang sering hujan, terkena air dan sebagainya", ulas Danang.
6. Kokoh
Faktor keselamatan salah satunya tergantung pada tingkat kekuatan bodi mobil. Wuling mengklaim GSEV sudah menggunakan rangka baja yang kuat sehingga punya perlindungan ekstra bagi pengendaranya.
"Dari konstruksi baja berkualitas tinggi, dengan komponen high strength steel untuk memastikan bila terjadi benturan para penumpang di dalam kabin tetap aman," terang Danang.
Saat pengenalan produk di Tiongkok, Hongguang Mini EV disebut memiliki rangka bodi yang didesain dari hasil kerjasama antara Wuling dan ahli keselamatan kecelakaan dari Hunan University.
Rangka pelindung baterainya juga diramu secara khusus dengan mengadopsi tipe cage atau seperti sangkar dengan baja berkualitas tinggi. Maka dari itu, salah satu produk platform GSEV ini memiliki bobot ringan tapi punya level tinggi dari sisi safety.
7. Fitur Safety Komplet
Selain rangka, fitur keselamatan standar lainnya tentu tidak boleh dianaktirikan. Biar kecil, rupanya Wuling benar-benar memperhitungkan faktor tersebut seperti menyematkan air bag dan seat belt.
Di sisi lain juga akan ABS + EBD, termasuk stability control yang banyak dipasarkan untuk mobil tipe menengah ke atas.
"Karena GSEV sangat fleksibel seperti mobil konvensional, airbag, seat belt, ABS + EBD, Stability control dan lain-lain," lanjut Danang menjelaskan.
8. Sesuai Karakter Orang Indonesia
Wuling tentu punya alasan yang masuk akal mengapa mereka berani melego GSEV ke Indonesia. Ternyata, menurut mereka, karakter berkendara orang Indonesia cocok dengan mobil ini.
"Jarak tempuh rata-rata harian orang Indonesia kurang dari 50 Km. Lalu, jumlah maksimum dalam satu mobil itu empat penumpang. Jadi bisa kita asumsikan kalau empat maksimum, average-nya pasti di bawah empat. Kemudian lebih dari 70% pemakaian kendaraan itu, tujuannya adalah commuting atau pulang-pergi dari rumah ke tempat kerja, rumah ke sekolah, dan itu dilakukan berulang-ulang setiap hari," terang Danang lagi.
Di lain sisi, data Wuling menunjukkan 60% masyarakat sadar terhadap kepedulian lingkungan. Mereka menyadari bila menggunakan mobil listrik merupakan salah satu langkah untuk membantu menjaga lingkungan.
"Berdasarkan survei itu, kami merasa yakin bahwa GSEV kalau ditelurkan sebagai sebuah produk, itu akan bisa cocok untuk memenuhi kebutuhan Indonesia," imbuhnya.
Lebih lanjut, GSEV dinilai cocok untuk kawula muda atau generasi milenial, tercermin dari corak-coraknya yang cenderung berani dan beragam. Merunut data penjualan mobil ini di Tiongkok, faktanya memang cukup linear.
Pembeli individual di Tiongkok 72% didominasi oleh kaum milenial dan Gen-Z, 80% sudah punya mobil pertama dan sering bepergian jarak dekat, kurang lebih 20 Km per hari.
Sedangkan pembeli dalam kategori group (fleet), kebanyakan dari government, misalkan digunakan untuk armada patroli, pemadam kebakaran dan angkutan logistik.
9. Irit dan Ramah Kebijakan Pemerintah
Satu dari sekian faktor yang pastinya paling dicari dari mobil listrik tentu saja beragam efisiensi yang ditawarkan, seperti absennya pemakaian bahan bakar minyak (BBM) dan konsumsi listriknya.
Menurut data New European Driving Cycle (NEDC), Wuling Hongguang Mini EV hanya membutuhkan energi 8,1 kWh/100 Km, sedangkan E200 mencapai 10,3 kWh/100Km.
- PPnBM 0%
Bila kebijakan diskon PPnBM 100% untuk mobil berbahan bakar minyak rencananya akan berhenti hingga Desember 2021, mobil listrik justru memberikan PPnBM sebesar 0% untuk mobil listrik dengan teknologi battery electric vehicles (BEV) atau fuel cell electric vehicle.
Keputusan itu tercantum dalam Peraturan Pemerintah (PP) No. 74 Tahun 2021 tentang Perubahan atas PP No. 73 Tahun 2019 tentang Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah Berupa Kendaraan Bermotor yang Dikenai Pajak Penjualan atas Barang Mewah. Beleid tersebut diteken Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan diundangkan pada 2 Juli 2021, serta berlaku per tanggal 16 Oktober 2021.
- DP 0%
Keuntungan lainnya, calon pembeli mobil listrik bisa merasakan Down Payment (DP) 0%.
Regulasi ini ditetapkan oleh Bank Indonesia dan tertuang dalam Peraturan Bank Indonesia (PBI) No 22/13/PBI/2020 tentang Perubahan Kedua atas PBI No 20/8/2018 tentang Rasio Loan To Value (LTV) untuk Kredit Properti, Rasio FTV untuk Pembiayaan Properti, dan Uang Muka untuk Kredit atau Pembiayaan Kendaraan Bermotor (PBI LTV/FTV dan Uang Muka).
Hanya saja, ada batasan minimum uang muka bagi bank yang memenuhi rasio kredit/pembiayaan bermasalah secara bruto dan rasio KKB/PKB bermasalah secara neto.
- Bebas Bea Balik Nama di Jakarta
Faktor lain yang bisa diperhitungkan dari GSEV ialah fasilitas bebas pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB) bagi kendaraan pemilik kendaraan listrik di wilayah Pemprov DKI Jakarta. Kebijakan ini sudah dimulai sejak awal 2020 lalu dan berlaku hingga 2024.
Ketentuannya tercantum dalam Peraturan Gubernur (Pergub) nomor 3 tahun 2020 tentang Insentif Pajak BBN-KB atas Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle) untuk Transportasi Jalan.
Aturan itu merupakan tindak lanjut dari Peraturan Presiden (Perpres) nomor 55 tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle) untuk Transportasi Jalan, Pasal 17 ayat (1) dan (2).
10. Dikecualikan dari Ganjil-Genap
Tidak bisa dipungkiri bahwa mobil listrik seperti Wuling GSEV adalah solusi bagi mereka yang tidak ingin terjebak dengan sistem ganjil-genap di DKI Jakarta.
Pengecualian terhadap mobil listrik itu tertuang dalam Peraturan Gubernur DKI Jakarta Nomor 88 tahun 2019 tentang Perubahan Atas Peraturan Gubernur Nomor 155 Tahun 2018 tentang Pembatasan Lalu Lintas dan Sistem Ganjil-Genap.
Dalam Pasal 4 Pergub di atas, berisi aturan bahwa kendaraan yang digerakkan dengan motor listrik menjadi salah satu kendaraan yang tidak dikenai pembatasan lalu lintas dengan sistem ganjil-genap.
Nah, dengan semua keistimewaan tersebut, nampaknya Wuling GSEV sangat menggiurkan untuk dimiliki. Apalagi bagi keluarga yang tidak ingin direpotkan dengan mengisi BBM, mobil listrik tentu hanya cukup dicharging dan itu bisa dilakukan di rumah.
Bahkan tidak tertutup kemungkinan, satu hari nanti, charging mobil listrik yang mengandalkan listrik rumah, berkembang dengan fast charging dengan tenaga surya. Dengan demikian, akan menghapus beban tambahan kenaikan biaya listrik, imbas dari charging mobil listrik.
Pokoknya, mobil listrik akan menjadi mobil masa depan ramah lingkungan, idaman seluruh keluarga Indonesia. Sudahlah aman bagi lingkungan, aman pula untuk isi kantong. (*)
Saat ini 0 komentar :