Pasar Modal Handal Harus Dibangun Bersama

Saturday 14 December 2019 : 20:14
Baca Lainnya

Kabar62.com - Kemajuan perekonomian bangsa Indonesia baru bisa terjadi, jika makin banyak pengusaha lahir di bumi pertiwi. Mereka inilah nantinya yang akan menggerakkan roda perekonomian, sehingga bisa setara dengan negara-negara maju.

Sayangnya, menurut Pengusaha Properti terbesar Indonesia Ir Ciputra, seperti dirilis http://www.ugm.ac.id, jumlah pengusaha Indonesia baru 400 ribu orang. Jumlah ini baru 0,18 persen, dan jelas tak sebanding dengan jumlah penduduk.

Sementara dalam upaya mengatasi masalah kemiskinan dan pengangguran, menurutnya Indonesia memerlukan 4 juta pengusaha baru. Minimal 2 persen saja dari jumlah penduduk ini yang menjadi pengusaha, maka ekonomi Indonesia akan berkibar.

Jika dibandingkan dengan Amerika, mereka sudah memiliki 11,5 persen pengusaha. Sementara negara kecil seperti Singapura sudah memiliki 7,2 persen pengusaha dari total penduduknya.

Sebenarnya, bukan tidak ada keinginan anak negeri ini untuk menjadi pengusaha. Namun kendala klasik yang sering menimpa mereka, selalu pada masalah modal. Untuk mendapatkan kredit di bank, susahnya minta ampun dan bunganya juga terlalu tinggi.

Akhirnya, dana Pihak Ketiga yang mengendap di bank-bank umum per akhir Desember 2009 seperti yang dirilis http://bataviase.co.id, mencapai Rpl.995,79 triliun atau selang sebulan saja mengalami kenaikan sebanyak Rp82,14 triliun (4,29%) dibandingkan posisi November 2009 yang baru mencapai Rpl.913,65 triliun. Jumlah rekening dalam waktu yang sama bertambah sebanyak 993.146 rekening (1,14%) dari 87.092.871 rekening (November) menjadi 88.086.017 rekening (Desember 2009).

Data Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) yang diperoleh Business News memperjelas kenaikan jumlah nominal pada Desember 2009 adalah “luar biasa” yaitu mencapai 2,34% (terendah) atas tabungan dengan nominal di atas Rp5,0 miliar dan tertinggi, 7,37% pada tabungan mulai dari Rp2,0 miliar sampai dengan Rp5,0 miliar. Kenaikan pada simpanan-simpanan dengan nominal lebih rendah yaitu hingga RplOO,0 juta sampai dengan Rp2,0 miliar berkisar antara 4,77% dan 6,63%.Sedangkan jumlah rekening pada simpanan diatas Rp5,0 miliar justru berkurang (11,89%) dari 39.038 rekening menjadi 34.398 rekening.

Bank-bank yang kebanjiran Rupiah saat ini, malah aktif mengikuti lelang Sertifikat Bank Indonesia (SBI) yang dilangsungkan Bank Indonesia setiap minggu. Penyaluran kredit perbankan ke dunia usaha selama tahun 2009 menurun banyak.

Dana yang mengendap di bank umum ini, tentunya tidak akan terjadi jika uang investor diputar di Pasar Modal. Para pemilik uang tentunya akan memiliki media untuk berinvestasi, dan sebaliknya pengusaha mendapat tambahan modal untuk memajukan usaha.

Secara umum, manfaat dari keberadaan pasar modal menurut http://pasarmodal.blog.gunadarma.ac.id, yakni dapat menyediakan sumber pembiayaan (jangka panjang) bagi dunia usaha, sekaligus memungkinkan alokasi dana secara optimal.

Selain itu, juga dapat memberikan wahana investasi yang beragam bagi investor, sehingga memungkinkan untuk melakukan diversifikasi. Alternatif investasi memberikan potensi keuntungan dengan tingkat risiko yang dapat diperhitungkan.

Selanjutnya menyediakan leading indicator bagi perkembangan perekonomian suatu negara. Penyebaran kepemilikan perusahaan sampai lapisan masyarakat menengah. Dan tak kalah pentingnya, penyebaran kepemilikan, keterbukaan dan profesionalisme menciptakan iklim berusaha yang sehat serta mendorong pemanfaatan manajemen profesi.

Karena pentingnya keberadaan Pasar Modal ini, maka pemerintah harus membuat kenyamanan berinvestasi di Pasar Modal. Kalau Pasar Modalmampu memberikan keuntungan banyak bagi investor, mereka tentunya tidak akan menyimpan kelebihan uang di bank.

Mereka tentu lebih memilih investasi, karena dana mereka bisa lebih cepat berkembang dan berputar. Oleh karena itu, pengawasan terhadap Pasar Modal harus benar-benar diperhatikan, sehingga menjadi lebih kondusif dan tujuan para investor.

Jika Pemerintah terus saja bermain disektor lelang SBI, maka Pasar Modal tidak akan maju-maju. Campur tangan pemerintah dengan memberikan perlindungan pada investor, akan mendorong tersalurnya kredit pada yang membutuhkan.

Pasar Modal sendiri merupakan wahana pengalokasian dana secara efisien. Investor dapat melakukan investasi pada beberapa perusahaan, melalui pembelian efek-efek yang baru ditawarkan ataupun yang diperdagangkan di Pasar Modal. Sebaliknya, perusahaan dapat memperoleh dana yang dibutuhkan dengan menawarkan instrumen keuangan jangka panjang, melalui Pasar Modal tersebut.

Pasar Modal juga bisa dijadikan sebagai alternatif investasi. Pasar Modal memudahkan alternatif berinvestasi, dengan memberikan keuntungan dengan sejumlah resiko tertentu

Keberadaan Pasar Modal, akan membuat terjadinya peningkatan aktivitas ekonomi nasional. Dengan keberadaan Pasar Modal, perusahaan – perusahaan akan lebih mudah memperoleh dana, sehingga akan mendorong perekonomian nasional menjadi lebih maju, yang sekanjutnya akan menciptakan kesempatan kerja yang luas, serta meningkatan pajak bagi pemerintah.

Sinergi antara Pasar Modal, Investor dan Pemerintah, tentu akan menjadi tiga pilar terbangunnya Pasar Modal yang handal. Pasar Modal yang handal, akan menarik banyak investor untuk menanamkan modalnya.

Adapun pengusaha sendiri, lebih leluasa lagi mengembangkan usaha, karena dana yang dimiliki melimpah. Jika sebelumnya mereka tergantung pada bahan baku dari luar negeri, mereka tentu akan berpikir mengadakan bahan baku sendiri.

Jika mereka memiliki bahan baku sendiri, mengolah barang setengah jadi sendiri dan kemudian menjadikannya barang jadi, produk yang dihasilkan bisa lebih murah harganya. Daya beli masyarakat jadi meningkat, sehingga sektor perekonomian lainnya ikut tumbuh dan berkembang.

Semakin banyaknya masyarakat Indonesia yang sejahtera, akan menambah jumlah investor baru. Hasilnya, semua Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia yang ada di Indonesia bisa digarap dengan maksimal.

Semua memang tergantung pada Pemerintah. Jika masih memberi umpan SBI pada pihak bank, mereka akan makin enggan menyalurkan kredit pada pengusaha. Pihak bank dari dulu hingga sekarang, selalu mencari cara aman dalam menyalurkan dana yang dimiliki.

Pelajaran akan kredit macet, membuat mereka kapok memberi kredit tanpa jaminan. Alhasil, dana masyarakat terus saja mengendap di bank, karena adanya tawaran hadiah besar yang disuguhkan pihak bank. Akibatnya, ekonomi Indonesia tidak akan pernah maju-maju.

Ketegasan Pemerintah dalam memajukan Pasar Modal, sangat dibutuhkan. Pada akhirnya nanti, buah manisnya juga akan dinikmati pemerintah.

Kemiskinan akan berkurang bahkan habis, dan anak bangsa takperlu lagi bekerja di luar negeri jadi TKI atau pembantu rumahtangga. Mereka bisa hidup di negeri sendiri, dan tidak terancam praktek jual beli manusia (human trafficking).

Mereka juga tidak dijadikan media untuk melakukan perbuatan sadis para majikan. Kasus TKI diseterika atau lainnya, merupakan bentuk pelampiasan hasrat kebinatangan untuk menyiksa dalam diri seorang manusia.

Sekali lagi, butuh niat baik Pemerintah untuk membangun Pasar Modal yang dapat diandalkan. Tentu tidak perlu menunggu waktu lama untuk mewujudkannya, bahkan kalau bisa dalam waktu secepat.
Share :

Saat ini 0 komentar :