FOR Masjid Internasional, Selamatkan Generasi Muda Islam dari Incaran Teroris

Sunday 12 January 2020 : 07:53
Baca Lainnya
Pasca Ramadhan, kegiatan remaja masjid mulai tak terdengar. Wirid-wirid ada yangtak dibuat lagi. Bahkan satu persatu remaja yang sebelumnya dipaksa ke masjid untuk dapat nilai pesantren Ramadhan, mulai tak tampak batang hidungnya.

Ibarat mengajari ayam akan kandangnya yang baru, remaja-remaja ini merasa masjid bukan tempatnya pulang kapanpun itu. Mereka kalah dengan ayam yang kadang dalam seminggu saja, sudah tahu di mana rumahnya yang baru.

Salahkah remaja dalam hal ini ? Atau salahkah aparat terkait yang telah memaksa mereka masuk masjid ? Semua orang tentu punya alasan untuk membela diri, akan siapa yang seharusnya disalahkan.

Terlepas dari semua itu, tetap kembali berpulang kepada orangtua. Orangtua sekarang lebih takut anaknya terbakar api dunia, namun kuat hatinya melihat anaknya nanti dibakar di neraka.

Orang tua sekarang, jika ada terjadi kebakaran di rumah, dengan sekuat tenaga ia akan menyeret anaknya ke luar rumah. Namun tak demikian halnya saat anaknya tidak mau bangun untuk shalat Subuh. Orang tua pilih mengalah dan kembali membiarkan anaknya tidur sampai matahari terbit.

Sinergi Orangtua dan Pemerintah

Jelas belum terlambat untuk membawa kembali remaja ke dalam masjid. Apalagi mereka yang sedang mencari jati diri, mereka dalam incaran banyak pihak yang salah satunya perekrut teroris dengan dalih agama.

Mereka mencari remaja-remaja labil untuk dicuci otaknya, untuk memuluskan kepentingan mereka. Maka dari itu, remaja-remaja ini harus dibuat betah di masjid dengan memahami apa kebutuhan mereka.

FOR Masjid

Ide menggelar Festival Olahraga Remaja (FOR) Masjid Internasional, merupakan satu upaya menyelamatkan remaja. Karena olahraganya berbasis masjid, maka olahraga yang diperlombakan adalah olahraga-olahraga yang direkomendasikan dalam Islam.

Olahraga-olahraga tersebut antaranya berkuda, berenang, memanah, gulat, dan lainnya. Tentu jika mau dimodernkan bisa juga dimasukkan pelajaran menembak, silat, dan olahraga ketangkasan lainnya.

Untuk melatih remaja masjid, maka pelatihnya adalah orang-orang yang menjaga shalat berjamaah di masjid. Jadi inti dari hal ini adalah bagaimana membuat remaja betah shalat berjamaah di masjid, setelah mereka mengikuti latihan olahraga.

Untuk pelatih memanah ataupun menembak, hendaknya diambil dari TNI Polri yang rajin shalat berjamaah ke masjid/mushalla. Mereka juga harus paham tentang jihad dalam Islam, sehingga remaja masjid juga paham akan makna jihad dan larangan-larangan saat terjadi berperang.

Dengan cara ini, mereka tidak akan mudah dihasut untuk jadi pembom bunuh diri, karena bunuh diri sangat dilaknat dalam Islam. Apalagi targetnya orang-orang yang tidak bersalah, dosanya jauh lebih besar karena sudahlah bunuh diri, membunuh orang tak bersalah pula.

Agar FOR Masjid jadi kebutuhan, maka lomba harus dimulai dari tingkat kelurahan, lalu tingkat kecamatan, kabupaten/kota, dan tingkat nasional. Juara-juara nasional inilah nantinya yang akan berlaga di FOR Masjid Internasional.

Penulis yakin, minimal Pemko Padang yang telah berhasil membuat iven Dragon Boat Internasional, juga bisa membuat ajang FOR Masjid Internasional. Untuk pendanaan bisa dikumpulkan setiap hari di masjid atau mushalla dengan koordinir Dewan Masjid Indonesia (DMI) tingkat kabupaten/kota.

Tentu saja harus ada tambahan dana dari Pemko/Pemkab atau lembaga Islam seperti bank syariah, perusahaan-perusahaan daerah, agar hadiahnya menjadi besar. Minimal hadiah pemenang 1,2, dan 3 dapat umrah. Yang membedakannya hanya uang saku saja. Misal untuk juara 1,2, dan 3, diberi uang saku Rp5,3, dan 1 juta.

Jika Pemko Padang tidak mau mengadakan iven ini, moga diambil Pemda lainnya ataupun diambil provinsi. Pokoknya generasi muda Islam Sumbar harus diselamatkan dari incaran para teroris, dengan memberikan mereka kegiatan yang bermanfaat untuk masa depannya.

Setidaknya ada beberapa keuntungan yang didapat jika FOR Masjid Internasional jadi kenyataan. Remaja Islam akan menjadi generasi yang rajin shalat berjamaah ke masjid, fisiknya kuat dan memiliki keterampilan yang tangkas, selamat dari incaran bisnis teroris, dan tentunya juga bisa menjadi pasukan cadangan bela negara.

Jika terwujud, di ajang FOR Masjid Internasional nantinya juga bisa digelar bazar ekonomi syariah. Produk-produk syariah bisa dipasarkan, yang tentunya diharapkan bisa melibatkan ibu-ibu majelis taklim yang sudah aktif terbangun ekonomi syariahnya.

Besar harapan penulis, agar FOR Masjid Internasional bisa menjadi kenyataan satu saat nanti. Tulisan ini hadir mengingat energi remaja yang banyak tak tersalurkan ke arah positif dan membangun prestasi. Semoga Allah meridhai ide ini, sehingga menjadi kenyataan aaamiinn. (Hendri Nova)
Share :