Ketika Allah Bertindak Memboikot China

Tuesday 4 February 2020 : 12:32
Baca Lainnya
Saat pemberitaan mengenai derita Muslim Uyghur menyentak masyarakat dunia, mereka yang memiliki rasa prikemanusian tak pandang agama, serentak berteriak agar memberi pelajaran pada China dengan cara boikot produk China. Sayang, tak banyak kepala negara yang merespon himbauan tersebut.

Alhasil, Muslim Uyghur harus sabar menerima penderitaan di kamp-kamp yang dibangun untuk menukar akidah mereka. Doa-doa mereka hanya terucap dalam hati dari setiap tetesan air mata, karena kesempatan untuk menengadahkan tangan pun mereka tak punya kesempatan.

China tidak sadar, Allah mendengar doa-doa hambanya yang terzalimi, meski itu hanya terucap dalam hati. Permohonan agar Allah yang turun langsung mengakhiri penderitaan mereka, dijawab dengan menurunkan bala tentara tak kasat mata.

Bala tentara yang dilepaskan itu bernama Virus Corona. Keberadaan virus hanya bisa dilihat di bawah mikroskop, namun serangannya jelas nampak oleh mata.

Efeknya pada pembebasan Muslim Uyghur yang ditahan di kamp-kamp yang menyiksa mereka lahir bathin, memang belum terdengar. Mereka belum terdengar dibebaskan dari kamp-kamp yang disebut China sebagai kamp re-edukasi.

Di sisi lain, doa Muslim dunia dan yang dihatinya ada rasa kemanusiaan didengar Allah dengan boikot yang masif. Kini bukan hanya produk-produk makanan dan minuman yang diboikot secara massal oleh penduduk dunia, produk-produk non makanan pun turut diwaspadai.

Bahkan semua pesawat dari dan menuju China juga diboikot. Indonesia yang awalnya membebaskan visa untuk warga China, kini mencabut bebas visa. Benar-benar boikot yang masif dalam skala besar.

Lalu akankah kesombongan Pemerintah Komunis China akan runtuh oleh ganasnya efek virus Corona ? Entahlah, karena kesombongan yang sudah di level di luar batas yang ditentukan Allah SWT, sukar untuk menakhlukkannya.

Jika memang kesombongan China makin menjadi, semoga saja Allah bertindak lebih dalam dengan menghancurkan perekonomian negara tersebut, sehingga tak mampu mengelola negara mereka lagi. Jika pemerintahan China hancur, semoga kebebasan bisa dinikmati semua orang yang terzalimi.

Semoga saja, tentara-tentara yang tidak berperikemanusian juga diazab Allah dengan virus Corona yang lebih ganas, sehingga mereka mati sebagaimana tentara Abrahah yang ingin menghancurkan Ka'bah.

Namun jika China melakukan taubat nasuha, dengan berikrar syahadat, mari kita doakan pula agar wabah yang mendera mereka segera diangkat Allah kembali. Aaamiiinnn.  (Hendri Nova)

foto diambil dari koleksi Ustadz Azzam M Izzulhaq
Share :