Terinsfeksi Jadi 6, Total ODP Membengkak

Friday 27 March 2020 : 15:22
Baca Lainnya
dok.corona.sumbarprov.go.id
Kabar62.com - Jumlah warga Sumatera Barat (Sumbar) yang terinsfeksi Virus Corona Covid-19 menurut info yang dibagikan corona.sumbarprov.go.id menjadi 6 (enam) jiwa, pada Jumat (27/03/2020), naik satu orang dari sebelumnya 5 (lima) orang.

Sementara Total Orang Dalam Pemantauan (ODP) sebanyak 1.024 jiwa, naik 206 dari sebelumnya yang hanya 818. Sementara Pasien Dalam Pengawasan (PDP) jadi 23, naik satu orang dari sebelumnya 22 jiwa.

Pasien yang telah melakukan pemeriksaan, diketahui 31 orang dengan hasil negatif dan 13 orang lagi masih menunggu hasil.

Sumbar sendiri memiliki dua rumah sakit rujukan untuk pasien Covid-19. Dua rumah sakit ini adalah RSUP Dr. M. Djamil dan RSUD Dr. Achmad Mochtar Kota Bukittinggi.

Pasien dengan status Pasien dalam Pengawasan, anda harus mengunjungi fasilitas kesehatan terdekat terlebih dahulu (misalnya klinik/rumah sakit umum) sebelum akhirnya dapat dirujuk ke rumah sakit khusus tersebut.

RSUP Dr. M. Djamil
Jl. Perintis Kemerdekaan, Sawahan Tim., Kec. Padang Tim., Kota Padang, Sumatera Barat 25171
Telp: Phone: 0751-32371, 810253, 810254
www.rsdjamil.co.id

RSUD Dr. Achmad Mochtar Kota Bukittinggi
Jl. Dr. Abdul Rivai No.1, Bukit Apit Puhun, Kec. Guguk Panjang, Kota Bukittinggi, Sumatera Barat 26136
Telp: (0752) 21720, 21492, 21831, 21322
rsam-bkt.sumbarprov.go.id

Sementara dalam antisipasi penanganan penyebaran covid 19, Pemprov Sumbar merasa perlu melakukan amputasi (putus) mata rantai penyebaran di hulu, dengan menutup akses keluar masuk dan lokal lockdown. Kemudian bagaimana  menggugah kesadaran dan kemauan untuk mawas diri akan bahaya pandemi (pembawa virus). Dirasa perlu melibatkan tokoh dan komponen masyarakak dengan melakukan sosialisasi secara masif.

Hal ini disampaikan Sekretaris Daerah Drs. Alwis selaku ketua gugus tugas penanganan covid 19 Provinsi Sumbar seusai acara Rapat koordinasi bersama Ketua dan beberapa anggota DPRD Sumbar, Asisten Pemerintahan, Asisten Administrasi Umum dengan beberapa OPD, tenaga medis dan pengamat pariwisata, diruang kerja Sekda Kantor Gubernur, Jum’at ( 27/3/2020).

Ia menyampaikan, Sumbar juga perlu melakukan penghitung dampak dan konsekuensi dan siapkan insentif bagi warga terdampak dan semua ini perlu segera dilakukan koordinasikan dengan pemerintahan kabupaten / kota se-Sumbar.

“Terkait edukasi kepada masyarakat tentunya ini soal sesuai kewenangan yang ada di provinsi, kabupaten, dan kota dan ini sudah dilaksanakan sesuai dengan kondisi daerah masing-masing. Kita juga telah lakukan beberapa rakor dengan Bupati dan Walikota,” ujarnya.

Alwis juga mengatakan saat ini yang belum maksimal itu soal penanganan tim medis yang bertugas siap dan tersediakan pemondokan seperti diklat. Dan perlu ketegasan melakukan pendeteksian dini di pintu-pintu masuk ke Sumbar, dalam rangka kegiatan eksodus perantau pulang kampung.

“Perlu tindakan nyata bagaimana memutus mata rantai yang belum dipikirkan. Jika ada orang masuk lewat darat, laut, bagaimana penanganannya kemana rujukannya dan langkah antipasi lainnya. Ini menjadi perhatian kita bersama untuk memaksimalkan SOP dan sebagainya,” ujarnya.

Ketua DPRD Sumbar, Supardi dalam kesempatan ini menyampaikan kita menyadari masyarakat Payakumbuh masih belum sadar pemahaman atas resiko virus.

“Perlu juga mewaspadai Kondisi tenaga medis yang kuatir melihat trend naik dan karena cenderung naiknya jumlah pasien setiap hari. Perlu tindakan tegas dan fokus dahulu kebijakan di hulu,” tegasnya.

Asisten Pemerintahan, Devi Kurnia, SH.MM mengatakan, secara prinsip soal anggaran tidak ada masalah. Pemerintah Daerah tidak ada batasan berapa anggaran yang dibutuhkan dalam penanganan darurat penyebaran covid 19.

“Anggaran Rp150-200 miliar sudah disepakati (tidak ada batas soal kebutuhan). Soal lockdown, pusat dilema, jika lockdown dilakukan kita butuh TNI dan Polri, Apakah mereka bersedia ? Penanganan kerjasama dengan TNI Polri sangat dibutuhkan. Ini perlu menjadi pertimbangan pemda Sumbar,” ujarnya.

Devi Kurnia juga katakan, perlu keseriusan dalam membahas dampak dari kebijakan dari penanganan Covid-19.

“Pemda harus mampu siapkan segala kebutuhan pokok warga, karena itu perlu jika dipikirkan dampak-dampak bila dilakukan lockdown,” ujarnya.

Sementara Kepala Dinas Kesehatan dr. Meri Yuliesday, MART juga menyampaikan, tidak tinggal diam dan terus berusaha untuk melakukan pengadaan Alat Pelindung Diri (APD). Kondisi saat ini, ada duit ada barang, beli langsung via cash.

“Saat ini ada bantuan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), namun masih minim dari kebutuhan yang diharapkan. APD merupakan salah satu fasilitas ada kenyaman para media dan pasien. Di Rumah Sakit M Djamil kebutuhan 100 APD habis 1 hari, 7.624 tempat tidur karantina, kendala saat ini adalah logistik peralatan,” tutupnya. (*)
Share :

Saat ini 0 komentar :