BKKBN Gandeng Penyuluh Agama Untuk Percepatan Penurunan Stunting

Thursday 6 October 2022 : 16:36
Baca Lainnya
SAMBUTAN - Tangkapan layar saat Kepala BKKBN Pusat, Hasto Wardoyo, memberikan sambutan. (Hendri Nova)

Kabar62.com - BKKBN menggandeng penyuluh agama dalam usaha percepatan penurunan stunting di Indonesia. Tak tanggung-tanggung, sebuah 
halaqah nasional dengan melibatkan penyuluh agama, da’i dan da’iyah digelar Kamis (6/10/2022).

Acara bertempat di Istana Wakil Presiden (Wapres), dihadiri Wapres, KH. Ma'ruf Amin, sekaligus Ketua Pelaksana Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Tingkat Pusat, Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas, Kepala BKKBN Pusat, Hasto Wardoyo, para pejabat di lingkungan kementerian/lembaga, dan para ketua umum organisasi kemasyarakat Islam.

Menurut Wapres, para penyuluh agama memiliki kekuatan besar dan masif, dalam memberikan pengaruh yang signifikan dalam mengubah perilaku masyarakat, melalui peran dan kontribusinya sebagai sumber ilmu (manbaul ‘ulum), pendidik (murabbi), penggerak (muharrik), dan tauladan (uswatun hasanah) bagi masyarakat dan jamaahnya. 

Wapres menilai, dengan jumlah sekitar 50.232 orang di seluruh Indonesia, para penyuluh agama memiliki peran strategis dalam mendukung upaya percepatan penurunan stunting.

“Keterlibatan penyuluh agama sangat diperlukan melalui khotbah, ceramah, dan taushiyah untuk mengajak masyarakat dalam mempercepat upaya penurunan stunting, seperti dengan mengajak masyarakat menerapkan pola hidup sehat dan bersih, menghimbau ibu-ibu untuk dapat memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan, menekankan pentingnya makan makanan yang bergizi, dan perlunya meminum tablet tambah darah, sehingga anak-anak balita tidak mengalami stunting,” katanya.

Wapres juga menekankan bahwa pendekatan keagamaan sangat penting untuk menyampaikan pesan-pesan penurunan stunting, karena masyarakat Indonesia yang mayoritas merupakan umat muslim, menjadikan agama sebagai landasan hidup yang menentukan tujuan hingga praktik kehidupan sehari-hari, sehingga banyak masalah dapat diselesaikan dengan pendekatan keagamaan.

Sementara Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo, mengatakan dukungan Kementerian Agama melalui penyuluh agama sangat strategis dalam mengejar target bebas stunting pada 2024 yakni di angka 14 persen.

"Kita tahu pada tahun ini prevalensi stunting masih di angka 24,4 persen dan WHO memberikan standar sebesar 20 persen. Sunting merupakan gagal tumbuh dan kembang anak karena kurangnya asupan gizi, kurang sehat karena penyakit berulang, pengasuhan yang kurang optimal 1.000 hari pertama yakni dari pertemuan sel telur dan sperma hingga anak berumur dua tahun," katanya.

Ia mengatakan, anak stunting dipastikan bertubuh pendek. Meski begitu, tidak semua anak pendek menderita stunting. Anak stunting itu kurang cerdas dan kurang sehat, namun tidak semua anak kurang cerdas dan kurang sehat itu stunting.

Anak stunting memiliki kondisi kardiovaskuler dan metabolisme yang tidak normal dan Indonesia dihadapkan dengan tantangan bonus demografi pada 2030 hingga 2040.

"Kalau tidak dimanfaatkan sejak saat ini mempersiapkan generasi unggul maka bonus tersebut tidak akan diraih bangsa ini," tuturnya.

BKKBN sendiri telah bekerja sama dengan Kementerian Agama agar calon pengantin itu diberikan bimbingan nikah dari yang dulunya hanya 10 hari menjadi tiga bulan sejak Maret 2022.

Hal ini didasari karena banyak anak perempuan yang mengalami anemia sekitar 37 persen, kurang energi murni sekitar 36 persen. Jika ini diketahui sejak awal maka harus diperbaiki dahulu seperti kekurangan asam folat yang membuat plasenta tipis dan berdampak pada nutrisi bayi yang dikandung minim.

"Kami percaya melalui halaqoh nasional ini ulama dan para dai akan berperan dalam percepatan penurunan angka stunting lebih cepat tercapai," ungkapnya.

Sedangkan Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas, mengatakan pelibatan peran penyuluh agama oleh pemerintah dalam program nasional percepatan penurunan stunting, isu ketahanan keluarga, dan kesehatan merupakan langkah yang tepat. 

"Saya kira sangat tepat pemerintah melibatkan penyuluh agama, da’i, dan da’iyah dalam upaya percepatan penurunan stunting. Penyuluh agama dan da’i-da’iyah dapat mengambil peran menyiapkan materi stunting dalam setiap khutbah, ceramah dan tausiyah sehingga masyarakat mempunyai pemahaman tentang isu-isu kesehatan, khususnya stunting," katanya.

Ia mengatakan, agama memerintahkan agar tidak mewariskan generasi yang lemah, dan sebaliknya harus menyiapkan generasi terbaik, yaitu generasi unggul. Karena itulah, kegiatan ini merupakan variabel tak terpisahkan dari persiapan masa depan calon pemimpin negeri.

Kegiatan ini, lanjut Menag, sangat sejalan dengan program kerja Kementerian Agama yang akan terus memperkuat peran penyuluh agama di tengah masyarakat. Bersama para da’i dan da’iyah, Kemenag juga terus meningkatkan kualitas bimbingan masyarakat. Bersama penyuluh agama dan para dai, Kementerian Agama berusaha sekuat tenaga mewujudkan masyarakat yang sehat dan sejahtera, lahir dan batin. (106)





Share :

Saat ini 0 komentar :