Inflasi Padang dan Bukittinggi Capai 6,81 Persen

Wednesday 1 February 2023 : 14:53
Baca Lainnya
Kabar62.com - Pada Januari 2023, inflasi Year on Year Kota Padang sebesar 6,76 persen dan Kota Bukittinggi sebesar 7,17 persen. Secara agregat, inflasi Year on Year Gabungan 2 Kota sebesar 6,81 persen

Pada Januari 2023, secara Month to Month (m-to-m) terjadi inflasi di Kota Padang sebesar 0,45 persen dan di Kota Bukittinggi terjadi inflasi sebesar 0,39 persen.
Pada Januari 2023, secara Year to Date (y-to-d) di Kota Padang terjadi inflasi sebesar 0,45 persen dan di Kota Bukittinggi terjadi inflasi sebesar 0,39 persen.

"Secara agregat, inflasi year on year gabungan 2 (dua) kota sebesar 6,81 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 115,23. Sementara itu, secara month to month (m-to-m) Gabungan 2 Kota terjadi inflasi sebesar 0,44 persen dan secara year to date (y-to-d) Januari 2023 terjadi inflasi sebesar 0,44 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumbar, Herum Fajarwati, secara daring, Rabu (1/2).

Ia mengatakan, Nilai Tukar Petani (NTP) Sumatera Barat (Sumbar) Januari 2023 tercatat sebesar 111,80 atau naik 1,25 persen dibanding NTP bulan sebelumnya. Peningkatan NTP dikarenakan kenaikan Indeks Harga yang Diterima Petani (It) sebesar 2,27 persen lebih besar dari kenaikan Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) sebesar 1,01 persen.
Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Sumatera Barat Januari 2023 sebesar 109,67 atau naik 1,19 persen dibanding NTUP bulan sebelumnya.
Pada Januari 2023 rata-rata harga gabah kualitas GKP di tingkat petani mengalami peningkatan sebesar 1,32 persen dari Rp 6.689,38 per kg (Desember 2022) menjadi Rp 6.777,90 per kg (Januari 2023

Sementara Desember 2022 kunjungan wisatawan mancanegara melalui pintu masuk Bandara Internasional Minangkabau (BIM) adalah sebanyak 3.062 kunjungan. Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang Desember 2022 adalah sebesar 58,62 persen, mengalami peningkatan sebesar 2,80 poin dibandingkan TPK bulan sebelumnya.
TPK hotel nonbintang di Desember 2022 adalah sebesar 25,62 persen, naik 6,25 poin dibandingkan TPK bulan sebelumnya.
"Rata-rata lama menginap tamu di hotel berbintang pada Desember 2022 tercatat sebesar 1,23 hari, turun 1,08 hari dibandingkan bulan sebelumnya," tambahnya.

Sementara jumlah penumpang angkutan udara yang berangkat dari BIM Desember 2022 naik sebesar 8,06 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Jumlah penumpang angkutan udara yang datang di BIM pada Desember 2022 naik 14,95 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
Jumlah barang yang dimuat melalui angkutan laut dalam negeri Sumatera Barat pada Desember 2022 mengalami penurunan sebesar 1,75 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Jumlah barang yang dibongkar melalui angkutan laut dalam negeri Sumbar pada Desember 2022 mengalami peningkatan sebesar 4,38 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
Jumlah penumpang kereta api pada Desember 2022 pada kelas ekonomi lokal mengalami peningkatan sebesar 52,91 persen dibanding bulan sebelumnya

Terkait nilai ekspor yang berasal dari Sumbar pada Desember 2022 sebesar US$194,49 juta, terjadi peningkatan sebesar 7,27 persen dibanding ekspor November 2022. Secara kumulatif ekspor Sumbar pada Januari-Desember 2022 turun sebesar 6,49 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Golongan barang yang paling banyak diekspor pada Desember 2022 adalah golongan lemak & minyak hewan/nabati (HS 15) sebesar US$166,59 juta, diikuti golongan karet dan barang dari karet (HS 40) sebesar US$6,75 juta, dan golongan berbagai produk kimia (HS 38) sebesar US$4,13 juta.
Nilai impor pada Desember 2022 sebesar US$20,43 juta, terjadi penurunan sebesar 13,58 persen dibanding impor November 2022.
Golongan barang impor pada Desember 2022 paling besar adalah bahan bakar mineral (HS 27) sebesar US$19,03 juta

Pada bulan September 2022, jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan) mencapai 343,82 ribu orang (6,04 persen), bertambah sebesar 8,61 ribu orang dibandingkan dengan kondisi Maret 2022 yang sebesar 335,21 ribu orang. 
Berdasarkan daerah tempat tinggal, pada periode Maret 2022 - September 2022, jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan naik sebanyak 2,72 ribu orang (dari 137,61 ribu orang pada Maret 2022 menjadi 140,33 ribu orang pada September 2022), sementara pada periode yang sama jumlah penduduk miskin di perdesaan naik sebanyak 5,89 ribu orang (dari 197,60 ribu orang pada Maret 2022 menjadi 203,49 ribu orang pada September 2022). 
Garis Kemiskinan pada periode Maret 2022–September 2022, Garis Kemiskinan naik sebesar 7,08 persen. Kenaikannya dari Rp610.941,- perkapita per bulan pada Maret 2022 menjadi Rp654.194,- per kapita per bulan pada September 2022. Tiga jenis komoditi makanan yang berpengaruh paling besar terhadap nilai Garis Kemiskinan pada September 2022 adalah beras, rokok kretek filter, cabe merah (di perkotaan dan di perdesaan)

Pada September 2022, tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk Sumbar yang diukur oleh Gini Ratio adalah sebesar 0,292. Angka ini menurun jika dibandingkan dengan Gini Ratio Maret 2022 yang sebesar 0,300. Sementara jika dibandingkan dengan Gini Ratio September 2021 (0,300), tercatat penurunan sebesar 0,008 poin. 
Gini Ratio di daerah perkotaan pada September 2022 tercatat sebesar 0,316, turun sebesar 0,013 poin dibandingkan Gini Ratio Maret 2022 yang sebesar 0,329. Dibandingkan dengan Gini Ratio setahun sebelumnya, tercatat turun 0,011 poin dibandingkan September 2021 yang sebesar 0,327. 
Sementara  Gini Ratio di daerah perdesaan pada September 2022 tercatat sebesar 0,243, atau turun sebesar 0,004 poin dibanding angka Maret 2022 sebesar 0,247, dan turun sebesar 0,009 poin terhadap Gini Ratio September 2021 yang tercatat sebesar 0,252.

Sementara hasil long form Sensus Penduduk 2020 Sumbar menunjukkan Total Fertility Rate (TFR) Sumbar menurun cukup signifikan dalam 5 dekade terakhir dari 6,18 menjadi 2,46. 
Penurunan Angka Kematian Bayi mencapai hampir 50 persen dalam sepuluh tahun terakhir, dan Angka Kematian Ibu Sumbar 178, jauh berada di bawah angka nasional 189. 
Rumah tangga yang menempati rumah yang memenuhi syarat ketahanan bangunan di Sumbar mencapai angka 97,83%. (*)
Share :

Saat ini 0 komentar :