Ongkos Pesawat Mahal, Sumbar Jadi Inflasi

Tuesday 6 June 2023 : 14:32
Baca Lainnya


kabar62.com - Dari banyak faktor yang menyebabkan Sumatera Barat (Sumbar) mengalami inflasi pada Mei 2023, tarif angkutan udara yang naik mencapai 11,21%, menjadi penyumbang terbesar. Sisanya disumbang oleh daging ayam ras, bawang merah, jengkol, kelapa, dan bawang putih dengan andil inflasi masing-masing sebesar 0,15%, 0,03%, 0,03%, 0,02%, dan 0,02% (mtm).

Peningkatan tarif angkutan udara menjadi pendorong utama laju inflasi, sejalan dengan permintaan masyarakat yang masih tinggi pada periode arus balik Lebaran. Periode mudik Sumbar relatif lebih lama dibandingkan daerah lainnya, diikuti dengan berbagai perayaan budaya lokal yang banyak diadakan pasca Idul Fitri.

"Secara umum, inflasi gabungan dua kota di Sumbar yakni Padang dan Bukittinggi pada Mei 2023 sebesar 0,38 persen, dipengaruhi oleh meningkatnya harga berbagai komoditas pangan. Hal itu sejalan dengan peningkatan permintaan terutama dari rumah makan/restoran dan catering untuk kebutuhan  pesta pernikahan dan acara besar," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sumbar, Endang Kurnia Saputra, seperti dalam rilis yang diterima Selasa (6/6).

Ia mengatakan inflasi gabungan dua kota di Sumbar pada Mei 2023 selain didorong oleh kelompok makanan, minuman, juga dari tembakau yang inflasi sebesar 0,55% (mtm) dengan andil 0,17% (mtm). Peningkatan harga komoditas pangan strategis tersebut didorong oleh meningkatnya permintaan terutama dari rumah makan/restoran pasca Ramadhan dan Idul Fitri. 

"Inflasi lebih tinggi tertahan oleh turunnya harga komoditas cabai merah, cabai hijau, kentang, petai, dan terung," tambahnya.

Sementara laju inflasi lebih tinggi kelompok transportasi tertahan oleh turunnya tarif angkutan antar kota, kendaraan carter/rental, dan tarif kendaraan travel sejalan dengan normalisasi permintaan pasca Idul Fitri. 

"Kelompok kesehatan juga tercatat inflasi sebesar 1,91% (mtm) dengan andil 0,03% (mtm). Komoditas yang dominan mempengaruhi laju inflasi kelompok tersebut adalah tarif rumah sakit sebesar 0,02% (mtm)," ungkapnya.  

Di sisi lain, penahan laju inflasi secara umum adalah penurunan harga beberapa komoditas hortikultura dan penurunan tarif angkutan darat di Sumbar. 

Untuk diketahui Indeks Harga Konsumen (IHK) gabungan dua kota di Sumbar pada Mei 2023 mengalami inflasi sebesar 0,38% (mtm), meningkat dibandingkan realisasi April 2023 yang mengalami deflasi sebesar -0,03% (mtm). 

Sementara secara tahunan, inflasi pada Mei 2023 sebesar 4,19% (yoy), menurun dibandingkan dengan realisasi April 2023 yang sebesar 5,24% (yoy). Secara spasial, Kota Padang mengalami inflasi sebesar 0,40% (mtm) pada Mei 2023, atau mengalami peningkatan dibandingkan realisasi periode sebelumnya yang deflasi sebesar -0,03% (mtm). 

Realisasi ini membawa Kota Padang berada pada urutan ke-18 dari 77 kota yang mengalami inflasi di Indonesia. Secara tahunan, realisasi inflasi Kota Padang sebesar 4,26% (yoy), menurun dibandingkan bulan sebelumnya dan berada pada peringkat ke-34 dari 90 Kabupaten/Kota yang mengalami inflasi di Indonesia. 

Sementara Bukittinggi mengalami inflasi sebesar 0,18% (mtm), meningkat dibandingkan realisasi bulan sebelumnya yang sebesar 0,06% (mtm). Inflasi Kota Bukittinggi berada pada urutan ke-55 dari 77 kota yang mengalami inflasi. 

Secara tahunan, realisasi inflasi Bukittinggi sebesar 3,56% (yoy), menurun dibandingkan periode sebelumnya dan berada di urutan ke-67 dari 90 kota yang mengalami inflasi di Indonesia. 

Menurunnya tekanan inflasi tahunan didukung oleh sinergi yang kuat dari Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Sumbar, dalam mengendalikan harga memastikan ketersediaan pasokan dan kelancaran distribusi. (*)


Share :

Saat ini 0 komentar :