BKKBN Peringati Harganas Ke-30

Friday 7 July 2023 : 06:07
Baca Lainnya


Prof. Dr. K.H. Ma’ruf Amin memberikan sambutan. (ist)

Kabar62.com - Indonesia menurut Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo, telah mengalami tren penurunan prevalensi stunting yang cukup siginifikan dari tahun ke tahun. Meski begitu masih berasa di atas ambang batas standar WHO, sehingga masih berkategori darurat stunting.

Berdasarkan data SSGI 2022, prevalensi stunting Indonesia berada pada angka 21,6%. Oleh karena itu, Indonesia harus mengerahkan segala daya upaya sehingga target 14% pada tahun 2024 dapat tercapai.

"Kami mengucapkan terimakasih kepada bapak Wapres, kementrian PMK, Kementrian kesehatan dan K/L terkait yang selalu memberikan bimbingan arahan kepada BKKBN dalam mengemban amanat Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting," katanya pada acara puncak peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) Ke-30 di Banyuasin, Sumatera Selatan, yang juga bisa diikuti secara live di Youtube, Kamis (6/7).

Ia mengatakan, Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Angka Stunting Indonesia tahun 2021-2024 (RAN PASTI), telah menterjemahkan 5 pilar Stranas dan disempurnakan dengan penyediaan data keluarga berisiko stunting, pendampingan keluarga berisiko stunting, pendampingan calon pengantin, surveilans keluarga dan Audit Kasus Stunting (AKS).

"Untuk itu peringatan HARGANAS ke-30 mengusung tema “Menuju Keluarga Bebas Stunting Untuk Indonesia Maju”. Di bidang pembangunan keluarga , Kita harus mewujudkan keluarga yang berkualitas dengan indikator indek pembangunan keluarga (i-Bangga) yaitu keluarga yang Tentram Mandiri dan Bahagia," tambahnya.

Lebih lanjut ia mengatakan, angka capaian 2022 sebesar 56,06 dari target 57 (98%). Sebagaimana diketahui bahwa kualitas keluarga adalah pondasi kualitas suatu bangsa. Tantangan tidak lagi pada mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera, akan tetapi diera transformasi digital ini bagaimana keluarga bisa menjalankan 8 fungsi keluarganya dan mampu tentap menjaga kesinambungan nilai-nilai luhur bangsa yang tetap bisa diajarkan oleh para orangtua kepada anak-anaknya melalui keluarga.

"Tren usia jumlah pernikahan , perceraian, broken home, remaja dengan mental emosional disorder menjadi tantangan untuk menyusun kebijakan kedepan," ungkapnya.

Menurutnya, kualitas penduduk dan kualitas keluarga memegang peranan penting dalam pemanfaatan kesempatan bonus demografi yang harus dapat ditranformasikan menjadi bonus kesejahteraan. Sebagaimana diketahui bahwa celah bonus demografi akan berakhir sekitar tahun 2035, sehingga kesempatan ini harus bisa dimanfaatkan melalui percepatan peningkatan kualitas SDM dan salah satu faktor penentunya adalah percepatan penurunan Stunting.

Sementara dalam rangka memeriahkan dan mensukseskan penyelenggaraan Hari Keluarga Nasional (HARGANAS) Ke-30 Tahun 2023 BKKBN telah mengadakan Temu Kerja Nasional TPPS, Jambore Tim Pendamping Keluarga, Pelayanan KB Sejuta Akseptor (PSA), edukasi melalui kelas pra nikah, kelas orangtua hebat, Juga pelayanan berupa Gerakan Fasilitasi Pemberian Akta Kelahiran bagi Anak Usia 0 - 6 Tahun

Kegiatan ekonomi kreatif melalui Pameran Produk UPPKA dan Gerakan 1000 Nomor Induk Berusaha (NIB) bagi Kelompok UPPKA Se-Sumatera. Apresiasi dan penghargaan kepala daerah, TPPS, dan petugas lapangan dalam mensukseskan program Bangga Kencana dan percepatan penurunan stunting.

Khusus untuk Percepatan Penurunan Stunting, BKKBN telah didukung oleh berbagai mitra melalui Program Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS) dengan melibatkan pemangku kepentingan. Terimakasih kepada TNI, POLRI, Perguruan tinggi dan LSM, NGO , dermawan, dan media.

Dalam puncak acara Harganas juga dilaksanakan Launching Remaja Gotong Royong “Sinergitas Duta Genre, Duta Pancasila Paskibraka Indonesia, dan Duta Damai BNPT”.

Pada kesempatan itu Wakil Presiden Prof. Dr. K.H. Ma’ruf Amin, selain memberikan sambutan dan arahan, juga berkenan memberikan penghargaan Satya Lencana Wirakarya dan Manggala Karya Kencana kepada Kepala Daerah dan Ketua Tim Penggerak PKK yang berprestasi dalam mensukseskan program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) serta inovasi program Penurunan Angka Stunting di Indonesia.

"Semoga Indonesia bebas stunting di masa datang, dengan kerjasama solid antara pusat dan daerah di seluruh Indonesia," tutup Wapres. (*)

Share :

Saat ini 0 komentar :