Baca Lainnya
TANAM PADI - Deputi Kepala Perwakilan BI Sumbar, Muhammad Irfan Sukarna, bersama pejabat Sumbar lainnya, melakukan penanaman padi di lahan yang telah disediakan. (Hendri Nova)
Painan - Sektor Pertanian mempunyai peran penting untuk meningkatkan perekonomian masyarakat. Hal ini menurut Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sumatera Barat (Sumbar), Muhammad Irfan Sukarna, juga tercantum dalam Asta Cita negara RI pada butir keenam yaitu membangun dari desa dan dari bawah, untuk pemerataan ekonomi dan pemberantasan kemiskinan. Termasuk di dalamnya yaitu pembangunan ekonomi inklusif, yang mencakup pemberdayaan pelaku ekonomi di daerah termasuk petani.
"Hal di atas juga sejalan dengan Arahan Gubernur BI, visi, misi, dan strategic business plan tahun 2020-2025. Kantor Perwakilan BI (KPwBI) memiliki mandat untuk mendukung pengembangan ekonomi daerah, salah satunya melalui sinergi dan koordinasi dengan pemerintah daerah. Dalam konteks Sumbar, penguatan sektor pertanian menjadi krusial karena sektor ini berperan besar dalam ketahanan pangan dan stabilitas harga," kata Irfan, saat memberikan sambutan pada acara DAUN (Dari Nagari Untuk Negeri) - PUNAGRI (Petani unggulan dari nagari) di Sungai Gayo, Lumpo, Pesisir Selatan, Senin (24/2/2025).
Ia mengatakan, KPwBI Sumbar tahun 2025, ditargetkan untuk mengoptimalkan Good Agricultural Practices (GAP), meningkatkan produktivitas UMKM pertanian, serta mendorong implementasi digital farming. Apalagi Sumbar merupakan sentra utama produksi beberapa komoditas pertanian, khususnya padi, cabai, dan bawang merah.
"Komoditas padi terdapat di Kabupaten Solok, memiliki luas panen terbesar, yakni 33,9 ribu hektar, namun dalam lima tahun terakhir, Kabupaten Tanah Datar menjadi sentra produksi utama, diikuti oleh Kabupaten Solok dan Pesisir Selatan. Produksi padi tahun 2024 diperkirakan mencapai 1,3 juta ton, mengalami penurunan akibat banjir dan alih fungsi lahan yang terjadi sepanjang tahun," tambahnya.
Sementara komoditas cabai terdapat di Kabupaten Agam yang menjadi daerah dengan luas panen dan produksi terbesar, menyumbang 29,3% dari total produksi Sumbar, diikuti oleh Kabupaten Solok (29,2%) dan Tanah Datar (15,3%). Tren luas panen cabai merah mengalami penurunan, tetapi produksi meningkat berkat perbaikan produktivitas di sentra utama.
"Komoditas bawang merah Sumbar di Kabupaten Solok telah menyumbang 92,4% dari total produksi di Sumbar dan menjadi sentra terbesar kedua nasional setelah Brebes. Namun, produktivitasnya masih bergantung pada penggunaan pestisida yang tinggi, yang dapat menurunkan kualitas tanah dalam jangka panjang," ungkapnya.
Tantangan yang dihadapi di masa datang mencakup penurunan produktivitas akibat bencana alam dan alih fungsi lahan, degradasi kualitas tanah akibat penggunaan pestisida berlebihan, serta keterbatasan dalam penerapan teknologi pertanian modern. Oleh karena itu, diperlukan inovasi dan intervensi yang tepat untuk meningkatkan produktivitas dan keberlanjutan sektor pertanian.
"Sebagai dukungan solusi terhadap tantangan tersebut, KPwBI Sumbar meluncurkan program Dari Nagari Untuk Negeri (DAUN), yang terintegrasi pada productivity yakni meningkatkan hasil pertanian melalui metode inovatif seperti metode pertanian organik terkini, eco green dan eco farming,' ujarnya.
Selain itu, mendorong pertanian organik untuk mengurangi ketergantungan pada pupuk dan pestisida kimia, lebih mengedepankan penggunaan pupuk organik/kompos. Dalam PUNAGRI ini juga aka nada sesi pelatihan pembuatan pupuk organik cair yang diekstak dari kotoran hewan.
Selanjutnya ada tani milenial, yakni memberdayakan generasi muda untuk terlibat dalam pertanian berbasis teknologi. Dalam Punagri, BI melibatkan mahasiswa GenBI dengan latar belakang pertanian, untuk didorong memahami dan mengimplementasikan pengetahuan yang dimiliki.
"Juga dilakukan hilirisasi, yakni meningkatkan nilai tambah komoditas pertanian melalui pengolahan dan pemasaran yang lebih efektif. Sebagai bagian dari implementasi, kami menghadirkan program PUNAGRI (Petani Unggulan dAri naGaRI), yang akan dilaksanakan dalam beberapa tahapan," ucapnya.
Tahapannya mencakup survei dan pemetaan, dilakukan melalui FGD dengan pemerintah, akademisi, dan kelompok tani, serta survei lapangan di beberapa daerah. Dilanjutkan dengan pelatihan, diselenggarakan di Nagari Sungai Gayo, Lumpo, Kabupaten Pesisir Selatan, dengan menghadirkan peserta dari berbagai kabupaten/kota.
Pelatihan akan mencakup penerapan metode pertanian organik, juga melibatkan pondok pesantren yang memiliki usaha pertanian di sektor beras, cabai, dan bawang merah. Selanjutnya penyaluran dukungan PI KEKDA, untuk meningkatkan produktivitas, penggunaan pupuk organik, penerapan digital farming, dan pemberdayaan petani muda/milenial.
"BI akan melakukan monitoring dan evaluasi, untuk memastikan keberlanjutan penerapan metode inovasi budidaya di lokasi kelompok tani. Kami berharap program ini dapat menjadi langkah nyata dalam meningkatkan produktivitas dan hilirisasi pertanian, meningkatkan penerapan pertanian organik, mendorong adopsi teknologi digital dalam pertanian, dan memperkuat peran petani milenial sebagai agen perubahan di sektor pertanian.
BI Sumbar mengajak seluruh pihak untuk bersinergi dalam mendukung program ini demi kemajuan pertanian di Sumbar. Acara diakhiri dengan penanam padi bersama para pejabat yang diundang BI, di lahan yang telah disediakan. (Hendri)
Saat ini 0 komentar :