Baca Lainnya
Kabar62.com - Ada-ada saja cara Allah mengusir pasukan Amerika Serikat dan Sekutunya dari Irak, pasca jatuhnya Saddam Husein oleh ulah AS dan sekutunya. Makar Allah memang maha sempurna dan itu telah memicu kemarahan besar di Irak yang notabene dikendalikan Iran.
Kemarahan Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatullah Ali Khamenei, dipicu oleh Kematian Jenderal Qassem Soleimani pada Jumat pagi (3/1). Soleimani tewas karena serangan drone yang dilancarkan oleh Amerika Serikat, yang seperti dikutip dari kumparandotcom, atas perintah langsung dari Presiden AS Donald Trump.
Hal itu membuat Ayatullah Ali Khamenei naik pitam dan berjanji akan menuntut balas. Hasilnya, Parlemen Irak seperti dikutip dari rmoldotid, sepakat untuk mengeluarkan resolusi yang menyerukan pemerintah untuk mengusir tentara asing, khususnya Amerika Serikat (AS), dari negara mereka.
Hal ini memicu kemarahan Presiden AS, Donald Trump. Seperti dimuat Starts Stripes, sebelum resolusi dicapai, Trump yang mengunjungi Air Force One pada Minggu juga mengatakan AS akan memberikan sanksi yang sangat besar kepada Irak jika pasukan AS diusir dari negara tersebut.
Keberadaan pasukan AS di Irak sendiri berawal saat perang Irak melawan militan ISIS pada 2014-2017. Saat itu, sekitar 5 ribu pasukan AS ditempatkan dalam kapasitas sebagai penasihat.
Sementara Media lokal Inggris Mirror menulis 50 anggota pasukan elite Special Air Service (SAS) Inggris berserta Navy Special Boat Service dikerahkan ke Irak. Mereka diperintahkan mengevakuasi warga Inggris dari negara tersebut.
Ada sebanyak 1.400 anggota militer, PNS serta diplomat Inggris di negara tersebut. Mereka merupakan bagian Operation Shader, misi pelatihan pasukan Iran dan Kurdi untuk mengalahkan ISIS.
Apakah setelah AS, Inggris, dan sekutunya hengkang dari Irak, bakal memicu perlawanan rakyat Irak pada dominasi Iran setelahnya ? Untuk sekarang semua masih samar, namun yang pasti, prosesi pemakaman Soleimani dihadiri jutaan rakyat Iran dengan kemarahan yang besar membahana di negara tersebut.
Anggota DPD-RI yang juga pendiri MK, Jimly Asshiddiqie, yang membagikan demo warga Irak di twitnya di media sosial Twitter, memberikan komentar agar Trump bisa introspeksi diri.
"Luar biasa, semoga Donald Trump introspeksi diri," katanya. (*)
Foto diambil dari kumparan.com. Tampak Warga Irak melihat kantor kedutaan besar AS di ibukota Baghdad yang dirusak demonstran. Foto: AFP/AHMAD AL-RUBAYE
Kemarahan Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatullah Ali Khamenei, dipicu oleh Kematian Jenderal Qassem Soleimani pada Jumat pagi (3/1). Soleimani tewas karena serangan drone yang dilancarkan oleh Amerika Serikat, yang seperti dikutip dari kumparandotcom, atas perintah langsung dari Presiden AS Donald Trump.
Hal itu membuat Ayatullah Ali Khamenei naik pitam dan berjanji akan menuntut balas. Hasilnya, Parlemen Irak seperti dikutip dari rmoldotid, sepakat untuk mengeluarkan resolusi yang menyerukan pemerintah untuk mengusir tentara asing, khususnya Amerika Serikat (AS), dari negara mereka.
Hal ini memicu kemarahan Presiden AS, Donald Trump. Seperti dimuat Starts Stripes, sebelum resolusi dicapai, Trump yang mengunjungi Air Force One pada Minggu juga mengatakan AS akan memberikan sanksi yang sangat besar kepada Irak jika pasukan AS diusir dari negara tersebut.
Keberadaan pasukan AS di Irak sendiri berawal saat perang Irak melawan militan ISIS pada 2014-2017. Saat itu, sekitar 5 ribu pasukan AS ditempatkan dalam kapasitas sebagai penasihat.
Sementara Media lokal Inggris Mirror menulis 50 anggota pasukan elite Special Air Service (SAS) Inggris berserta Navy Special Boat Service dikerahkan ke Irak. Mereka diperintahkan mengevakuasi warga Inggris dari negara tersebut.
Ada sebanyak 1.400 anggota militer, PNS serta diplomat Inggris di negara tersebut. Mereka merupakan bagian Operation Shader, misi pelatihan pasukan Iran dan Kurdi untuk mengalahkan ISIS.
Apakah setelah AS, Inggris, dan sekutunya hengkang dari Irak, bakal memicu perlawanan rakyat Irak pada dominasi Iran setelahnya ? Untuk sekarang semua masih samar, namun yang pasti, prosesi pemakaman Soleimani dihadiri jutaan rakyat Iran dengan kemarahan yang besar membahana di negara tersebut.
Anggota DPD-RI yang juga pendiri MK, Jimly Asshiddiqie, yang membagikan demo warga Irak di twitnya di media sosial Twitter, memberikan komentar agar Trump bisa introspeksi diri.
"Luar biasa, semoga Donald Trump introspeksi diri," katanya. (*)
Foto diambil dari kumparan.com. Tampak Warga Irak melihat kantor kedutaan besar AS di ibukota Baghdad yang dirusak demonstran. Foto: AFP/AHMAD AL-RUBAYE