Benarkah Virus Corona Imbas Diam Atas Kejahatan Kemanusiaan di China ?

Sunday 8 March 2020 : 11:54
Baca Lainnya
Negara-negara yang sudah terinsfeksi Virus Corona Convid-19. (foto: aljazeera.com)
Kabar62.com - Jauh sebelum Virus Corona Covid-19 di utus ke bumi Wuhan, China, dunia dihebohkan dengan isu-isu kemanusian yang merenggut nyawa oleh pemerintah berkuasa. Adalah Muslim Uyghur yang menerima kezaliman luar biasa, atas harga diri dan agama Islam yang mereka anut.

China dengan sombongnya mengumumkan pada dunia, bahwa mereka tidak melakukan kejahatan kemanusiaan, dimana sebagian manusia waras menilainya sebagai camp Nazi di dunia modern. Untuk membenarkan klaimnya itu, mereka membawa wartawan, ormas Islam, dan organisasi kemanusiaan untuk langsung melihat dari dekat.

Undangan yang jujur, melaporkan dengan jujur situasi yang sebenarnya di China. Namun yang nurani kemanusiannya telah terjual bersama uang, mati-matian membela pembenaran yang dilakukan China.

Alhasil, negara yang bersimpati, hanya sampai pada tingkat kecaman. Termasuk negara-negara yang mengaku selama ini menjadi pembela HAM.
Mereka ada yang diam saja, penanya patah, jika yang terzalimi umat Islam.

Bahkan negara Islam, pemimpinnya juga tak banyak yang berbuat nyata. Sebagian mereka bungkam, karena tak bisa bicara akibat utang yang sudah bertumpuk pada China.

Yang lebih miris lagi, tak ada rasa empati untuk membela saudaranya yang teraniaya. Mereka seperti yang digambarkan surah Almaidah ayat 2, tolong menolong dalam berbuat kejahatan.

Diam saat melihat atau mengetahui satu kejahatan terjadi, sudah sama dengan bekerja sama melakukan kejahatan. Maka jika satu bencana datang menimpa orang yang melakukan kejahatan, akibatnya juga akan menimpa orang yang mendiamkan.   

Doa Orang Terzalimi

Umat Islam Uyghur, sepertinya sangat menyadari, bakal tidak ada saudara Muslimnya yang bakal datang membela dan membebaskan mereka dari camp maut China, sebagaimana saudara mereka di Gaza Palestina yang diisolasi atau dikarantina oleh Israel. Mereka baru bisa keluar dari sana, jika tidak dalam keadaan jadi mayat, maka sudah pasti dalam keadaan gila ataupun cacat permanen.

Maka dari itu, mereka hanya bisa berharap bantuan dari Allah SWT, pemilik segala kekuatan dan yang berkuasa atas nyawa manusia. Dan doa mereka dijawab dengan tentara kecil tak kasat mata, bukan pasukan malaikat yang turun dari langit.

Terlalu mulia, jika pasukan malaikat yang diturunkan, karena akibatnya hanya sekejap mata. Allah sepertinya berencana juga memberi pelajaran pada orang-orang yang telah 'Menuhankan' China, sehingga lebih takut pada China daripada Allah SWT.

Konon katanya, bermula dari pasar hewan Wuhan China (meski ada juga yang menduga kebocoran senjata biologi china-pen), virus yang akhirnya diberi nama Corona Covid-19, mulai meneror seluruh masyarakat dunia.

Awalnya China menyangka teori isolasi yang mereka lakukan terhadap warga Wuhan China, bisa melokalisir dan akhirnya menang melawan keganasan virus baru tersebut. Namun mereka keliru, karena makhluk kecil ini sudah menerima perintah dari Allah SWT yang harus dilaksanakan ke seluruh dunia.

Secara perlahan, virus menginfeksi negara-negara sahabat China dan yang telah menjadikan China sebagai 'Tuhan'. Ada negara yang jujur mengakui telah terinfeksi, namun yang 'menuhankan' China mati-matian mengatakan negaranya kebal terhadap virus tersebut, hanya karena takut akan murka 'Tuhannya'.

Dan kini, menurut laporan yang dirilis Aljazeera.com, Covid-19 telah menewaskan hampir 3.500 orang dan menginfeksi lebih dari 100.000 di 92 negara.

Mungkin tak akan ada satu negarapun yang luput dari serangan Virus Corona, terutama mereka yang telah mengetahui informasi nasib umat Islam Uyghur. Bisa dikatakan, di era keterbukaan informasi saat ini, tak ada satupun negara yang tak mendapat info nasib rakyat Uyghur.

Menunggu Obat Virus Corona

Hingga saat ini, Allah SWT belum menurunkan obat untuk Virus Corona. Jika sampai mendekati musim haji tak juga ditemukan, bisa jadi haji tahun ini ditiadakan Arab Saudi, setelah sebelumnya membatalkan seluruh ibadah umrah dari berbagai negara maupun rakyat Saudi sendiri.

Dikuatirkan, jika obatnya ditahan, seperti Allah yang sampai saat ini masih menahan obat untuk virus HIV/AIDS secara fisik. Obat HIV/AIDS sampai saat ini hanya berupa kesetiaan pada pasangan, menghindari zina, dan bertukar darah dengan orang yang tak jelas.

Lalu apakah Virus Corona juga akan bernasib sama ? Entahlah. Apakah sampai semua orang zalim di dunia ini dimatikan dulu oleh Virus Corona, barulah Allah turunkan bantuan-Nya, bisa saja hal itu terjadi.

Meski begitu, bagi umat Islam, jauh-jauh hari sudah diingatkan akan banyaknya wabah penyakit di akhir zaman. Hanya mereka yang menjaga wudhunya saja yang bisa terselamat dari berbagai wabah yang akan menimpa masyarakat dunia.  (Hendri Nova)

Share :

Saat ini 0 komentar :