Baca Lainnya
Kabar62.com - BKKBN melakukan branding program yang lebih mendekatkan
kepada generasi milenial. Jika sebelumnya disebut Kependudukan Keluarga
Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) menjadi BanggaKencana.
KKBPK dianggap kurang merakyat dan sulit untuk diingat
dan dibaca, kini diubah menjadi BanggaKencana (pembangunan keluarga
kependudukan dan keluarga berencana). Hal ini untuk menyonsong bonus demografi,
dimana penduduk Indonesia lebih didominasi oleh generasi milenial.
"Permasalahan program BanggaKencana dimana Total
Fertility Rate (TFR) dan Age Specific Fertility Rate (ASFR) di Sumatera Barat
(Sumbar) masih tinggi, 2,68% (SKAP 2019). TFR adalah jumlah rata-rata anak yang
dilahirkan oleh seorang wanita usia subur," kata Kepala Perwakilan BKKBN
Sumbar, Ir. Hj. Etna Estelita. Msi, saat memberikan sambutan
dalam rapat koordinasi daerah BanggaKencana dalam era milenial, Indonesia maju,
sejahtera, dan berkeadilan, di Hotel Pangeran Beach Padang, Kamis (5/3).
Ia mengatakan, untuk ASFR Sumbar berdasarkan hasil Survei
SKAP 2019 adalah sebesar 33 per 1000 wanita. Selain itu unmet need masih tinggi
10,8% (SKAP 2019).
"Unmet Need adalah kondisi dimana pasangan usia
subur (PUS) menginginkan pemasangan alat kontrasepsi, namun tidak tersedia,
sehingga PUS tersebut tidak memakai alat kontrasepsi," tambahnya.
Sementara migrasi keluar yang masih tinggi, mengakibatkan
berkurangnya jumlah umur usia produktif (Bonus Demografi tidak tercapai)
1.151.433 (SP BPS 2010). Angka stunting juga masih tinggi yakni 53.826
(Bapennas), dimana Kab. Pasaman 9.871 kasus, Kab. Pasaman Barat 13.753 kasus,
Kab. Solok 14.368 kasus, dan Kab. Lima Puluh Kota 15.834 kasus.
Menurunnya capaian KB MKJP, karena masih ada provider yang
belum kompeten/ dilatih pemasangan IUD dan Implant. Untuk dana penggerakan IUD
dan Implant hanya 14 Kab/Kota (yang tidak mendapatkan dana penggeran Kab.
Dharmasraya, Kab. Sijunjung, Kota Sawahlunto, Kota Solok, dan Kab. Limapuluh
Kota)
"Masih rendahnya Pelayanan KB baru pasca persalinan
dan pasca keguguran 16,88%,"
ujarnya.
Terkait Hari keluarga Nasional (Harganas) XXVI
dilaksanakan di Kota Padang pada tanggal 11 Juli 2020, dengan pusat kegiatan
dilaksanakan di lapangan Imam Bonjol, Padang. Untuk Harganas kali ini akan
dilaksanakan secara bersamaam dengan Peringatan Hari Anak Nasional. Beberapa
agenda sudah disusun dalam rangkaian kegiatan harganas-HAN yang akan dimulai
pada tanggal 8 s/d 11 Juli 2020,
Sementara Direktur Pelaporan dan Statistik BKKBN Pusat,
Drs. Rudy Budiman, mengatakan bahwa secara umum pencapaian program
BanggaKencana masih belum sesuai harapan.
"Harusnya 2.28.
Semoga kinerja Program BanggaKencana semakin baik dari
tahun ke tahun," harapnya.
Sedangkan Gubernur Sumbar, Irwan Prayitno, mengatakan BanggaKencana
merupakan tagline baru muncul belum lama ini. Dulu KKBPK, sekarang
BanggaKencana.
"Pembangunan keluarga dan pembentukan KB tidak
semata-mata kelahiran dengan jumlah. Tapi dengan BanggaKencana memberikan
penekanan bahwa BKKBN memfokuskan kepada pembangunan keluarga," katanya.
Termasuk di dalamnya keluarga berkualitas, utuh, tahan,
harmonis. Cukup dua atau mungkin lebih dengan rencana. Ini harus dipahami bahwa
orientasi BKKBN adalah pembangunan keluarga. (*)