Februari Sumbar Alami Deflasi

Tuesday 3 March 2020 : 18:31
Baca Lainnya
Deputi Direktur Perwakilan BI Sumatera Barat Gunawan Wicaksono

Kabar62.com - Sumatera Barat (Sumbar) tercatat mengalami deflasi pada Februari 2020. Perkembangan Indeks Harga Konsumen (IHK) umum mengalami deflasi bulanan sebesar -0,20% (mtm), menurun dibandingkan Januari 2020 yang tercatat mengalami inflasi sebesar 0,60% (mtm).

Laju inflasi berada di bawah realisasi inflasi nasional yang sebesar 0,28% (mtm). Secara spasial, pada Februari 2020 Kota Padang tercatat mengalami deflasi sebesar -0,29% (mtm), menjadikannya sebagai kota dengan nilai deflasi terendah ke-4 dari 8 kota/kabupaten IHK di kawasan Sumatera yang mengalami deflasi.

"Serta berada pada peringkat ke-5 deflasi terendah dari 17 kota/kabupaten IHK di Indonesia yang mengalami deflasi," kata Deputi Direktur Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sumbar, Gunawan Wicaksono, seperti dalam rilis yang diterima Selasa (3/3).

Ia mengatakan, pada Februari 2020, Kota Bukittinggi mengalami inflasi sebesar 0,46%(mtm) lebih tinggi dari realisasi inflasi pada Januari 2020 yang tercatat inflasi sebesar 0,25%(mtm). Realisasi inflasi Kota Bukittinggi menjadikannya sebagai kota dengan nilai inflasi tertinggi ke-5 dari 16 kota/ kabupaten di Kawasan Sumatera yang mengalami inflasi.

"Selanjutnya secara nasional, Kota Bukittinggi berada pada peringkat ke-25 dari 73 kota/ kabupaten IHK yang mengalami inflasi," tambahnya.

Secara tahunan, Sumbar mengalami inflasi sebesar 2,28% (yoy) atau menurun, dibandingkan realisasi inflasi Januari 2020 sebesar 2,36% (yoy). Namun lebih tinggi dibanding realisasi inflasi tahun lalu (Februari 2019) yang sebesar 1,95% (yoy).

Nilai inflasi tahunan Sumbar tercatat lebih rendah dari realisasi inflasi nasional yang sebesar 2,98% (yoy) dan realisasi inflasi Sumatera yang sebesar 2,45% (yoy). Sampai dengan Februari 2020 inflasi tahun berjalan Sumbar sebesar 0,40% (ytd) atau turun dibanding Januari 2020 yang sebesar 0,60% (ytd).

Deflasi Sumbar berasal dari deflasi kelompok transportasi dan kelompok makanan, minuman dan tembakau. Secara umum kelompok transportasi mengalami deflasi sebesar -1,91% (mtm) didorong oleh penurunan tarif angkutan udara yang mengalami normalisasi tarif dengan andil sebesar -0,24%.

Kelompok makanan, minuman dan tembakau mengalami deflasi sebesar -0,12%, didorong oleh penurunan berbagai komoditas bahan makanan yang cenderung mengalami penurunan permintaan.

Sementara beberapa komoditas penyumbang inflasi di kelompok makanan, minuman dan tembakau antara lain bawang putih dan cabai merah masing-masing menyumbang inflasi dengan andil masing-masing sebesar 0,07% dan 0,06%.

Kenaikan harga bawang putih terutama didorong oleh adanya isu pembatasan impor dari Tiongkok terkait dengan antisipasi mewabahnya virus corona (COVID-19). Sementara cuaca yang kurang mendukung di Sumbar turut mendorong kenaikan harga cabai merah, dikarenakan curah hujan tinggi menghambat produksi dan kelancaran distribusi cabai merah.

Di sisi lain, tekanan inflasi pada Februari 2020 juga berasal dari inflasi pada kelompok rekreasi, olahraga dan budaya. Inflasi pada kelompok ini tercatat sebesar 2,55% (mtm), meningkat dibandingkan bulan Januari 2020 sebesar 0,18% (mtm). (*)


Share :