Teroris, Penyembah Setan yang Menyamar Jadi Tuhan

Monday 2 March 2020 : 08:03
Baca Lainnya
Foto diambil dari Twitter Imran Khan @ImranKhanPTI
Kabar62.com - Ketika kabar kezaliman menimpa Muslim Uyghur sampai ke telinga warga dunia, hampir tak satupun umat Islam yang mengaitkannya dengan agama Konghucu. Mereka tahu, China berhaluan komunis alias atheis atau tak percaya dengan adanya tuhan.

China sendiri mencemooh tuhan, dengan cara mendoktrin masyarakatnya secara masif. Kata-kata tuhan tidak akan bisa memberimu roti meski engkau rajin menyembahnya, banyak bertebaran di negeri China.

Maka tak heran, agama Konghucu aman dari kaitannya dengan penyiksaan Muslim Uyghur oleh komunis China. Komunis dimaklumi memang begitu sifatnya, sejak faham tersebut lahir ke dunia.

Tapi ketika umat Islam mendapat genocida di Myammar, Palestina, Suriah, Iran, Bosnia, Anggola, dan baru-baru ini India, masyarakat Muslim dunia khususnya dan dunia umumnya, banyak mengkaitkannya dengan agama mayoritas yang berkuasa.

Sebabnya tidak lain karena teroris di sana memakai 'baju tuhan', saat melakukan genocida terhadap Muslim. Myammar yang mayoritas beragama Budha, ada Biksu Wirathu yang menjadi penyebab tewas dan terusirnya Muslim Rohingya dari tanah kelahirannya. Akibatnya sebutan Budha teroris sempat menggema.

Begitu juga di Bosnia, Anggola, Spanyol pada masa lampau, dengan mayoritas Nasrani, juga sempat disebut masyarakat dunia dengan teroris Nasrani. Mereka membunuh juga membawa-bawa nama Tuhan, sehingga di Spanyol saat ini ada gereja yang dibangun dari ribuan tulang belulang umat Islam yang mereka genocida.

Beralih ke Palestina, ada Yahudi yang sukses merampas tanah Palestina. Mereka disokong negara-negara besar penganut Kristen. Sampai saat ini, penjajahan dan penyiksaan Yahudi pada warga Palestina belum berakhir.

Pindah ke Suriah, ada Syiah yang menjadikan Muslim Sunni sebagai target pembunuhan dan genocida. Sampai saat ini, pembunuhan masih terus berlanjut.

Dan yang masih mengalir darahnya baru-baru ini meletus di India dengan agama mayoritas Hindu. Ulah teroris RSS yang membawa-bawa nama tuhan, telah membawa agama Hindu sebagai sasaran kebencian.

Lalu di dalam umat Islam sendiri, muncul Alqaida dan ISIS serta kelompok-kelompok kecil lainnya yang melakukan kezaliman dengan membawa-bawa nama Islam. Mereka mengotori makna jihad dalam Islam, dengan cara yang tidak diajarkan dalam agama Islam.

Agama Umumnya Mengajarkan Kebaikan

Lalu layakkah agama disalahkan karena ulah satu negara ataupun kelompok-kelompok yang mengatasmanakan agama dalam perbuatan jahatnya ? Jelas jawabannya tidak layak.

Terlepas benar atau tidak benarnya agama yang dipilih, masing-masing penganut agama akan mengklaim dirinya yang benar. Hanya logika dan cara berpikir mereka saja nantinya yang akan menuntun mereka mendapatkan tuhan yang benar-benar layak untuk disembah, dalam agama yang benar-benar bisa diterima dengan akal dan pikiran yang cerdas.

Tujuan manusia mencari agama dalam hidupnya agar bisa menjadi manusia yang lebih baik. Namun jika menjadi lebih jahat, berarti telah memahami agama dengan berguru pada orang yang salah.

Apalagi sampai membunuh manusia secara kejam, bisa dipastikan mereka telah menjadi penganut agama sesat. Mereka telah menyembah setan yang menyamar sebagai tuhan.

Hanya setan yang memiliki kemampuan membuat manusia menjadi lebih kejam daripada binatang. Di saat sang setan tidak diberi kuasa membunuh manusia secara kejam, setan harus cari akal untuk bisa menjadi tuhan.

Setan mencari manusia sebagai eksekutor atau lebih tepatnya menjadi algojo pencabut nyawa. Jika Allah SWT memiliki malaikat maut untuk mencabut nyawa, maka setan memilihara manusia tak berperasaan untuk menjadi perantara mencabut nyawa manusia.

Meski pada hakikatnya Allah juga yang mengizinkan nyawa lepas dari raga. Tanpa izin Allah, nyawa seseorang yang sudah dinyatakan tak mungkin diselamatkan sekalipun, bisa hidup kembali.

Maka tak heran jika para teroris pengikut setan itu ketika membunuh orang yang tak bersalah sekalipun, terlihat seperti orang kesetanan. Mereka membabi buta melempari korbannya dengan batu sampai mati.

Ada juga memukul pakai tongkat, menginjak-injak sampai mati, dan tentunya banyak yang menggunakan pistol ataupun bom, untuk membunuh para targetnya. Setelah berhasil melakukan aksi jahatnya, mereka menyerukan nama tuhan karena merasa telah menjadi perpanjangan tangan-Nya mencabut nyawa.

Tak pernah terlintas dalam otaknya, andai yang dianiaya itu adalah anggota keluarganya, ayah, ibu, saudara, anak, ataupun temannya, adakah ia tega melihatnya. Baginya, berhasil membunuh adalah satu kebanggaan pada setan yang telah ia sembah.
foto : umma.id

Sebut Mereka Penyembah Setan

Oleh karena itu, agama tidak layak disangkutpautkan dengan para penyembah setan tersebut, meski mereka berteriak dengan slogan keagamaan. Mereka tak layak disebut sebagai orang yang menganut agama yang lurus. Mereka adalah penganut agama sesat, dengan menjadikan setan sebagai tuhan.

Mereka yang menjalankan ajaran agama dengan benar apapun agamanya, tidak akan terpengaruh dengan para penyembah setan. Mereka akan saling melindungi dan tak akan berbuat kejahatan.

Mereka hanya akan berperang jika diperangi. Islam sendiri melarang umatnya untuk membunuh tanpa hak. Hukumannya sangat besar, bagi umat Islam yang mengambil hak Allah dalam mencabut nyawa manusia.

Jadi mari satu kata dengan mengatakan negara ataupun kelompok yang melakukan kejahatan pembunuhan atas nama tuhan itu sebagai negara ataupun kelompok penyembah setan. Merekalah yang menyembah setan yang menyamar menjadi tuhan. (Hendri Nova)


Share :