Cadangan Devisa Januari 2022 Tetap Tinggi

Tuesday 8 February 2022 : 17:41
Baca Lainnya


Kabar62.com - Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Januari 2022 tetap tinggi sebesar 141,3 miliar dolar AS, meskipun menurun dibandingkan dengan posisi pada akhir Desember 2021 sebesar 144,9 miliar dolar AS. Penurunan posisi cadangan devisa pada Januari 2022, antara lain dipengaruhi oleh kebutuhan pembayaran utang luar negeri (ULN) pemerintah.

"Selain itu, berkurangnya penempatan valas perbankan di Bank Indonesia (BI), antara lain sebagai antisipasi kebutuhan likuiditas valas, sejalan dengan membaiknya aktivitas perekonomian," kata Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono, seperti diambil dari website BI, Selasa (8/2).

Ia mengatakan, posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 7,6 bulan impor atau 7,4 bulan impor dan pembayaran ULN pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. BI menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal, serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.

Ke depan, BI memandang cadangan devisa tetap memadai, didukung oleh stabilitas dan prospek ekonomi yang terjaga. Seiring dengan berbagai respons kebijakan dalam mendorong pemulihan ekonomi.

Sementara berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pemulihan ekonomi Indonesia berlanjut, tercermin pada pertumbuhan triwulan IV 2021 yang mencapai 5,02% (yoy), meningkat dari capaian triwulan sebelumnya sebesar 3,51% (yoy). 

Kinerja positif itu sejalan dengan proses pemulihan aktivitas ekonomi domestik pasca merebaknya Covid-19 varian Delta pada triwulan III 2021, baik dari sisi pengeluaran maupun lapangan usaha. Dengan perkembangan tersebut, ekonomi Indonesia secara keseluruhan tahun 2021 tumbuh sebesar 3,69% (yoy), jauh meningkat dari kinerja tahun sebelumnya yang terkontraksi 2,07% (yoy). 

Ke depan, perekonomian domestik diprakirakan tumbuh lebih tinggi pada 2022, didukung oleh akselerasi vaksinasi, pembukaan ekonomi yang semakin meluas, dan berlanjutnya stimulus kebijakan BI, Pemerintah, dan otoritas terkait lainnya.

Dari sisi pengeluaran, hampir seluruh komponen PDB pada triwulan IV 2021 tumbuh positif dan lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan sebelumnya. Konsumsi rumah tangga tumbuh 3,55% (yoy), jauh di atas capaian triwulan sebelumnya sebesar 1,02% (yoy), seiring dengan peningkatan mobilitas masyarakat di berbagai wilayah Indonesia. 

Investasi tumbuh sebesar 4,49% (yoy), terutama ditopang oleh investasi nonbangunan. Kinerja konsumsi Pemerintah tercatat sebesar 5,25% (yoy), didorong akselerasi belanja untuk program pemulihan ekonomi nasional yang terus berlanjut, termasuk penanganan Covid-19. Sementara kinerja ekspor tercatat tetap tinggi sebesar 29,83% (yoy), didukung oleh permintaan mitra dagang utama yang tetap kuat. Adapun impor triwulan IV 2021 tercatat tumbuh tinggi sebesar 29,60% (yoy). 

Dari sisi Lapangan Usaha (LU), hampir seluruh LU pada triwulan IV 2021 mencatat pertumbuhan positif. Kinerja LU terutama bersumber dari peningkatan pertumbuhan pada beberapa LU utama, seperti Industri Pengolahan, Perdagangan, dan Konstruksi. Kinerja beberapa LU yang terkait mobilitas, yaitu Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum, serta Transportasi dan Pergudangan juga menunjukkan perbaikan. 

Secara spasial, perbaikan pertumbuhan ekonomi nasional pada tahun 2021 terjadi di hampir seluruh wilayah, dengan pertumbuhan tertinggi tercatat di wilayah Sulawesi-Maluku-Papua (Sulampua), diikuti Jawa, Sumatera, dan Kalimantan. (*)




Share :

Saat ini 0 komentar :