BKKBN Sumbar dan Komisi IX Sosialisasi Stunting Di Kamang Magek

Wednesday 27 April 2022 : 09:33
Baca Lainnya
PLAKAT - Anggota Komisi IX DPR RI, Ade Rezki Pratama, memberikan cenderamata. (Hendri Nova)

Kabar62.com - BKKBN Sumbar dan anggota Komisi IX DPR RI, Ade Rezki Pratama, menggelar sosialisasi percepatan penurunan stunting bersama mitra kerja 2022 di Kecamatan Kamang Magek, Kabupaten Agam, Selasa (26/4).

Pada kesempatan itu, Kepala Perwakilan BKKBN Sumbar, Fatmawati, meminta para kader untuk Bisa mendampingi calon pengantin (catin) 3 bulan sebelum pasangan menikah, dengan cara memeriksa kesehatan calon pengantin. Data-data pemeriksaan dimasukkan dalam aplikasi, untuk bisa filakukan intervensi dan edukasi bagi catin yang kesehatannya terganggu.
"Jika ditemukan lingkar panggul yang kecil menikah di usia 19 tahun, itu bisa berpotensi anak stunting," katanya.
Ia juga meminta para kader KB aktif bersosialisasi di tengah-tengah masyarakat, untuk pencegahan stunting, salah satunya dengan edukasi ASI eksklusif. ASI adalah nutrisi terbaik bagi bayi, untuk memperkuat imunitas tubuhnya.

"Di 16 kecamatan Agam masih ada 20-an keluarga yang punya bayi dua tahun (baduta) lebih dari satu. Maka dari itu, sosialisasikan selalu agar menghindari 4 T, yakni Terlalu muda, Terlalu tua, Terlalu rapat, dan Terlalu sering. 
"Terlalu muda melahirkan, Terlalu tua melahirkan, Terlalu rapat jarak melahirkan, dan Terlalu sering melahirkan," tambahnya.
Ia menyebutkan saat ini masih ada ibu yang tidak tamat SD, rumah berlantai tanah, tidak punya WC, sehingga mereka BAB sembarangan. 
"Terkait penanganan stunting ditangani oleh dokter ahli gizi dan ahli anak, jadi sangat profesional," ungkapnya.

Sementara anggota DPR RI Komisi IX, Ade Rezki Pratama, mengatakan ada 19 orang stunting di kecamatan Magek. Temuan ini jangan diabaikan dan beri perhatian agar mereka lepas dari stunting.
"Banyak PR yang harus diselesaikan, agar stunting tak lagi jadi masalah di kemudian hari," katanya.
Ia berharap kerjasama seluruh anggota masyarakat, untuk bersama-sama mengentaskan stunting dengan banyak usaha. Salah satunya acara bedah rumah untuk rumah yang tidak layak huni. Peningkatan ekonomi masyarakat dengan pemanfaatan semua potensi yang dimiliki, seperti penggarapan lahan kosong dan lainnya.
"BKKBN juga berupaya perbaikan ekonomi masyarakat, dengan banyak program yang telah disediakan," katanya.
Ia juga mengungkapkan sejak pandemi Covid-19 banyak peningkatan anak stunting. Jumlah kehamilan jadi tinggi karena warga bayak di rumah.

Sedangkan Deputi BKKBN Pusat, Sukaryo Teguh Santoso, stunting ditandai dengan tubuh yang pendek atau cebol. Tapi tidak semua orang pendek penderita stunting, karena banyak dari mereka yang sukses.
"Pendek dibandingkan dengan ukuran sebayanya. Stunting harus dicegah karena kecerdasannya akan jadi minimalis, 10-15 poin IQ nya di bawah anak normal," katanya.
Ia mengatakan, tugas petugas mencegah sebelum stunting terjadi, terutama sejak ada keinginan menikah. Catin harus dijamin sehat, dengan gizi yang baik, kesehatan jasmani dan rohani.
"Jangan habiskan uang untuk prewedding, sehingga lupa gizi setelah menikah," ungkapnya.
Ia meminta semua keluarga menjaga kesehatan dan gizi keluarga. Ibu-ibu yang punya anak bayi harus rajin beri air susu eksklusif. Enam bulan pertama cukup dengan ASI saja tanpa memberi yang lain, setelah itu boleh diberi makanan tambahan. (*)
Share :

Saat ini 0 komentar :