Prevalensi Stunting Sawahlunto di Posisi 21,1 Persen

Thursday, 11 August 2022 : 12:23
Baca Lainnya
BANTUAN - Kepala Perwakilan BKKBN Sumbar, diwakili Koordinator Bidang KB KR BKKBN Sumbar, Rismiati, memberikan bantuan sembako pada keluarga sasaran audit stunting di Aula RSUD Kota Sawahlunto, Rabu (10/8). (Hendri Nova)

Kabar62.com - Prevalensi stunting Kota Sawahlunto berdasarkan kab/kota di Indonesia, berada di posisi 21,1 persen, dimana Sumatera Barat (Sumbar) berada pada prevalensi 23,3 persen.

Hal ini menurut Kepala Perwakilan BKKBN Sumbar, Fatmawati, dalam sambutan yang dibacakan Koordinator Bidang KB KR BKKBN Sumbar, Rismiati, harus menjadi perhatian dan memotivasi bersama untuk mencapai target 14 persen pada 2024.

"Data ini menurut data SSGI (Studi Status Gizi Indonesia) 2021, berdasarkan prevalensi balita stunted (tinggi badan menurut umur)," katanya saat memberikan sambutan dalam acara diskusi panel manajemen kasus stunting di Aula RSUD Kota Sawahlunto, Rabu (10/8/2022).

Ia mengatakan, strategi percepatan penurunan stunting bisa dilakukan dengan pelaksanaan kegiatan prioritas rencana aksi nasional percepatan penurunan stunting. Salah satunya adalah Audit Kasus Stunting (AKS). 

"AKS ini diperlukan untuk mencari penyebab terjadinya kasus stunting di tiap-tiap wilayah, sebagai upaya pencegahan terjadinya kasus serupa," tambahnya.

AKS dilakukan melalui beberapa tahapan selama 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), yaitu mulai dari calon pengantin (Catin), setelah menikah menjadi PUS (Pasangan Usia Subur) yang nantinya akan merencanakan kehamilan sampai dengan melahirkan, selanjutnya pada fase pasca persalinan sampai dengan anak tersebut berusia dua tahun yang dikenal dengan Baduta (Bayi/Anak di bawah dua tahun) dan balita.

"Jika dipandang perlu dapat dilakukan wawancara mendalam antara tim pakar dan tim teknis melalui telekonsultasi. Hasil kajian dituangkan dalam Kertas Kerja Audit," ungkapnya. 

Pengisian kertas kerja audit harus dilakukan dengan prinsip kerahasiaan yaitu tim teknis dan tim pakar wajib menjaga kerahasiaan data individu. Rekomendasi yang diusulkan dalam kertas kerja audit kemudian dijabarkan ke dalam formulir Rencana Tindak Lanjut. 

Formulir ini disetujui oleh Penanggung Jawab (Wakil Bupati/Wakil Walikota). Sedangkan evaluasi dilakukan minimal satu kali setiap kali setiap bulan, setelah dilakukan diseminasi Rencana Tindak Lanjut.

Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa audit kasus stunting adalah identifikasi risiko dan penyebab risiko pada kelompok sasaran berbasis survaeilans rutin atau sumber data lainnya. Identifikasi risiko pada audit kasus stunting ini adalah menemukan atau mengetahui risiko-risiko potensial penyebab langsung (asupan tidak adekuat, penyakit infeksi) dan penyebab tidak langsung terjadinya stunting pada calon pengantin, ibu hamil, ibu nifas, baduta dan balita.

Diharapkan dari diskusi panel manajemen kasus stunting, dapat dilakukan penanganan yang tepat, efektif dan efesien pada kasus stunting yang terpilih. Serta tidak menutup kemungkinan untuk ikut teratasinya kasus audit yang berbeda. Sinergi BKKBN Sumbar dan mitra dapat mewujudkan keluarga yang berkualitas dan mencapai target penurunan stunting menjadi 14 persen pada 2024. 

Sementara Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan KB Kota Sawahlunto, Yasril, mengatakan 83 persen bayi di Sawahlunto sudah berhasil ditimbang. Ini dilakukan untuk intervensi spesifik untuk mencegah terjadinya anak stunting dan agar bisa mencegah lebih awal 

"Sasaran pertama anak-anak yang bertubuh pendek, karena rerata anak stunting berukuran pendek, meski tidak semua anak pendek menderita stunting. Setelah anak-anak bertubuh pendek didata, baru dilihat anak-anak dengan ciri-ciri lainnya seperti gizi kronis, riwayat kesehatan, genetik, dan lainnya," katanya.

Ia mengatakan, selain itu juga dilakukan pemeriksaan pada calon pengantin terkait kesehatan fisiknya, kesiapan untuk hamil dan melahirkan. Jika didapati risiko stunting, yang bisa dilakukan hanya pemberian saran untuk menunda hamil. Bagi lelaki dengan sperma tak sehat, maka yang perokok disarankan untuk berhenti merokok.

Pada kesempatan itu, juga diberikan bantuan pada keluarga sasaran audit stunting. Mereka diberi sembako untuk bisa memperbaiki gizi keluarganya. (*)




Share :

Saat ini 0 komentar :