Perbedaan Idul Adha - Puasa Arafah Tidak Mengikut Waktu Wukuf di Arafah

Sunday 9 June 2024 : 16:34
Baca Lainnya

Kabar62.com - Puasa Arafah tidak disyaratkan harus mengikut waktu wukuf jamaah haji di Padang Arafah. Jika harus mengikut waktu wukuf jamaah haji di Padang Arafah, maka umat Islam di Indonesia tidak akan bisa puasa Arafah.

Hal ini diungkapkan Dr. Firdaus, Dosen Ilmu Falak Hukum Keluarga Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Muhammadiyah (UM) Sumatera Barat (Sumbar), yang juga anggota BHR Sumbar, anggota Komisi Fatwa MUI Sumbar dan anggota Hisab Majelis Tarjih Pimpinan Pusat Muhammadiyah, terkait adanya perbedaan Idul Adha Indonesia dengan Arab Saudi yang berarti juga akan berbeda puasa hari Arafahnya.

"Perlu di maklumi puasa tanggal 9 Zulhijjah yang bertepatan dengan jadwal wukuf di Arafah yang disyariatkan untuk Haji setiap tanggal 9 Zulhijjah. Puasa 9 Zulhijjah bukan karena orang wukuf di Arafah tetapi karena tanggal 9 Zulhijjah," katanya Ahad (9/6/2024).

Ia mengatakan, Nabi SAW sudah terbiasa berpuasa setiap tanggal 9 Zulhijjah sebelum menunaikan ibadah haji. Karena sesungguhnya puasa karena orang sedang wukuf di Arafah tidak ada, buktinya Rasulullah SAW dalam praktiknya tidak berpuasa waktu sedang wukuf.

"Malahan Rasulullah SAW meminum susu, sewaktu susu sampai di hadapan beliau," tambahnya.

Puasa bukan kerena orang sedang wukuf di Arafah,  bisa dipahami bahwa wukuf dimulai pukul 12 lewat Waktu Arab Saudi (WAS). Sementara di Padang atau WIB sudah pukul 16:00 lewat, bagaimana puasa dimulai sore hari, Indonesia bagian Tengah sudah pukul 17:00 lewat, apalagi di Papua sudah 18:00 petang, mana ada puasa dimulai pukul enam petang, kalau  berpuasa Arafah dikait-kaitkan karena orang wukuf di Arafah.

"Untuk orang Indonesia yang ingin puasa 09 Zulhijjah, berpuasalah hari Ahad/Minggu (16/6), karena bagi Indonesia saat itu tanggal 09 Zulhijjah. Jadi bukan haram berpuasa karena orang Idul Adha di Arab Saudi, malahan disunnahkan berpuasa karena tanggal 9 Zulhijjah," ungkapnya.

Dan coba diingat lagi waktu  Covid 2019 melanda dunia dua tahun berturut-turut, tidak ada jamaah haji yang wukuf di Arafah, tapi umat Islam tetap berpuasa tanggal 9 Zulhijjah.

Terkait perbedaan Idul Adha dengan Arab Saudi, disebabkan oleh umur bulan Zulkaedah yang akhirnya digenapkan menjadi 30 hari, dikarenakan hilal tidak terlihat di seluruh Indonesia.

"Saat matahari terbenam tanggal 29 Zulkaedah yang jatuh hari Kamis (6/6),  di Papua, hilal belum wujud (ada terlihat), satu jam lagi masuk magrib di Sulawesi hilal juga belum wujud, bahkan sampai Indonesia paling Barat masuknya magrib di Aceh hilal juga belum wujud. Apabila hilal di bawah ufuk, maka digenapkan bulan Zulkaedah menjadi 30 hari," tuturnya.

Nah, pada hari dan tanggal yang sama, tepatnya empat jam setelah matahari terbenam di Aceh, empat jam kemudian matahari  terbenam pula di Arab Saudi.   Ternyata hilal sudah wujud atau disebut bulan baru sudah tampak. 

"Benar saja di kalender Umul Qura Arab Saudi, memang duluan tanggal satu Zulhijjah yakni hari Jum'at (7/6). Pada hari H-nya pemerintah Arab menetapkan 10 Zulhijjah hari Ahad/Minggu tanggal 16 Juni. Sementara Muhammadiyah jauh-jauh hari juga telah memutuskan Idul Adha hari Senin tanggal 17 Juni 2024," ungkapnya.

Sedangkan Pemerintah melalui Kementerian Agama RI Rukyatul hilal dilaksanakan Jum'at (7/6) pukul 19:00 WIB. Menteri Agama mengumumkan 01 Zulhijjah 1445 jatuh pada Sabtu (8/6). Dengan sendirinya Idul Adha jatuh Senin (17/6) alias tahun 2024 ini Muhammadiyah dan Pemerintah sama waktu Idul Adha-nya. (Hendri)






Share :

Saat ini 0 komentar :