Baca Lainnya
INDIA - Kesewenang-wenangan penjajah Osrael laknatullah 'alaih pada rakyat Palestina, dengan merampas semua harta milik mereka, ditiru seratus persen oleh ekstrimis Hindu India. Properti milik Muslim satu persatu mereka rampas dengan berbagai dalih, sementara Pemerintah India terkesan melakukan pembiaran dengan tidak memberikan perlindungan maksimal pada minoritas.
Sikap islamophobia juga didukung pemuka agama Hindu ekstrim, dengan turut serta turun ke lapangan bersama massa ekstrimis Hindu yang beringas.
Video terbaru yang dirilis akun X TheMuslim786 memperlihatkan toko-toko milik umat Islam didemo, disuruh tutup, disita, hingga dilakukan pengrusakan.
"Lokasi: Mandi, Himachal Pradesh. Saat berdiri di depan toko seorang pria Muslim, ekstremis Hindu memboikot toko tersebut di hadapan polisi.
Pendemo mengultimatum pemilik toko bernama Hussain Ladies Tailor untuk mengosongkan toko tersebut dengan melontarkan tuduhan palsu," cuitnya.
Pada video lainnya, tampak sebuah toko Muslim lainnya dengan kaca yang pecah pada bagian depan toko. Ekstrimis Hindu melemparkan berbagai tuduhan, menuntut pemilik toko di tangkap.
"Lokasi: Haldwani, Uttarakhand, Tanggal: 27 September. Pendukung lokal Hindu sayap kanan merusak toko seorang pria Muslim, menuntut penangkapan dan penyitaan propertinya. Mereka dilaporkan menemukannya di rumah seorang gadis Hindu dan menuduhnya terlibat dalam "jihad cinta".
Mereka juga menuduh bahwa shalat Jumat dilakukan di rumahnya, yang mereka anggap sebagai ancaman terhadap struktur demografi lingkungan yang mayoritas penduduknya beragama Hindu. Polisi menyita toko dan rumahnya," cuitnya.
Pada video lainnya, disebutkan Ravinder Singh Negi, seorang anggota dewan BJP, dengan lantang memperlihatkan sikap islamophobia-nya. Hal ini mengingatkan kita pada sikap intoleran seorang mamtan anggota DPD RI beberapa waktu lalu.
"Lokasi: Vinod Nagar, Delhi Timur, Tanggal: 28 September. Islamofobia pada puncaknya.
Ravinder Singh Negi, seorang anggota dewan BJP, melecehkan seorang penjaga toko Muslim, karena tidak menuliskan namanya di toko tersebut. Dia menekankan bahwa di daerah yang mayoritas penduduknya beragama Hindu, pemilik toko harus menampilkan nama Muslimnya secara mencolok.
Negi berpendapat bahwa ketika Navratri mendekat, pelanggan Hindu yang berpuasa dapat membeli keju dari mereka tanpa mengetahui bahwa itu adalah toko Muslim.
Dalam insiden lain, Negi melecehkan pemilik toko Muslim lainnya karena menggunakan nama Hindu untuk tokonya. Ketika penjaga toko menunjukkan bahwa nama keluarga "Tomar" juga digunakan oleh umat Islam, Negi menolaknya dan bersikeras bahwa nama toko di daerah yang mayoritas beragama Hindu haruslah nama Muslim," cuitnya.
Masyarakat dunia ke depan sepertinya akan makin banyak melihat video serupa, bahkan bisa lebih brutal di India. Ketidakmampuan PBB melindungi umat Islam di Gaza dan Tepi Baratnya Palestina, serta Lebanon, sepertinya dimanfaatkan dengan baik oleh ekstrimis Hindu untuk menindas Muslim India, terutama di daerah minoritas. (Hendri)
Saat ini 0 komentar :