Rezim Assad Langgar Gencatan Senjata

Friday 6 March 2020 : 18:08
Baca Lainnya
Sebuah gambar yang diambil pada 5 Maret 2020 menunjukkan ledakan menyusul serangan udara Rusia di desa al-Bara di bagian selatan provinsi Idlib di barat laut Suriah. (Foto AFP)
Kabar62.com - Pasukan rezim Suriah seperti diberitakan news.com.tr melanggar gencatan senjata hanya setengah jam setelah diberlakukan, outlet berita Qatar Al Jazeera, sumber lokal dan wartawan Suriah melaporkan Jumat (06/03/2020).

"Pasukan rezim melanjutkan pemboman di selatan Idlib dan barat Aleppo yang melanggar kesepakatan gencatan senjata," kata Al Jazeera dalam sebuah tweet.

Mohamad Rasheed, seorang jurnalis dan pakar media Suriah, juga mengatakan dalam sebuah tweet bahwa pasukan Assad, yang berbasis di Jourin, sebuah kota di barat Hama, menargetkan desa-desa al-Ghab dengan artileri berat.

Sebuah outlet berita lokal, Aleppo Media Center juga mengatakan dalam sebuah tweet bahwa "penembakan rudal oleh pasukan rezim dilaporkan di kota Al-Abzmo di pedesaan barat Aleppo."

Turki dan Rusia mencapai kesepakatan sebelumnya pada hari yang sama selama pertemuan antara Presiden Recep Tayyip Erdoğan dan mitranya dari Rusia, Vladimir Putin di Moskow.

Pertemuan itu terjadi di tengah meningkatnya ketegangan di provinsi Idlib Suriah utara, di mana ofensif rezim Bashar yang didukung Rusia telah menargetkan warga sipil dan tentara Turki, meningkatkan prospek bentrokan langsung antara pasukan Rusia dan Turki.

Rezim Suriah dan sekutunya, Rusia dan Iran, telah secara konsisten melanggar ketentuan gencatan senjata 2018 dan yang baru yang dimulai pada 12 Januari, meluncurkan serangan yang sering terjadi di dalam Idlib.

Terutama sejak April 2018, serangan terhadap kubu oposisi terakhir secara dramatis meningkat dan menyebabkan gelombang baru arus pengungsi yang bergerak menuju perbatasan Turki, menempatkan negara, yang telah menampung 3,7 juta pengungsi Suriah, ke posisi yang sulit.

Akibatnya, Turki, yang memiliki tentara terbesar kedua dalam aliansi NATO trans-Atlantik, telah menyalurkan pasukan dan peralatan ke wilayah tersebut dalam beberapa pekan terakhir untuk menghentikan kemajuan rezim Suriah dan menghindari gelombang pengungsi.

Namun, pembunuhan lebih dari 34 tentara Turki dalam serangan rezim bulan lalu bertindak sebagai titik kritis dalam ketegangan regional. Sebagai tanggapan, Ankara meluncurkan Operation Spring Shield terhadap target rezim di Idlib. (*)
Share :