Sumbar Kehilangan Wahyu Purnama A

Wednesday 25 January 2023 : 17:53
Baca Lainnya
FOTO BERSAMA - Kepala Perwakilan BI Sumbar, Wahyu Purnama A, didampingi Wakil Gubernur Sumbar, Audy Joinaldy, kepala daerah dan tamu undangan lainnya, foto bersama di akhir acara. (hendri nova)


Kabar62.com - Sumatera Barat (Sumbar) kehilangan putra daerah terbaik, Wahyu Purnama A, yang merupakan Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sumbar. Wahyu akan pindah ke kantor BI Pusat, meninggalkan Sumbar dengan beragam program unggulannya yang telah menaikkan branding Sumbar di tingkat nasional.

Rasa kehilangan ini diungkapkan langsung Wakil Gubernur Sumbar, Audy Joinaldy, saat Penyampaian outlook perekonomian Sumbar 2023 dan perpisahan Kepala Perwakilan BI Sumbar, di Aula BI Sumbar, Rabu (25/1).

"Sumbar sangat kehilangan Bapak Wahyu, dengan seabrek programnya membangun pariwisata dan ekonomi Sumbar. Kami minta pada Kepala Perwakilan BI Sumbar berikutnya, agar meneruskan program Minang Craf dan program lainnya," katanya.

Ia pun berharap, agar songket Minang yang telah disulap Wahyu menjadi seragam wajib karyawan BI, dipakai terus di kantor pusat, sehingga nantinya banyak yang ingin membeli. Tentu program pembangunan ekonomi lainnya, seperti pembinaan UMKM dan lainnya diharapkan tetap berlanjut dan ditingkatkan.

Menanggapi permintaan Wagub, Wahyu akan berbuat yang terbaik untuk kemajuan Sumbar. Meski pindah tugas ke kantor pusat Jakarta, ia akan tetap cinta Sumbar dan akan melakukan terbaik untuk kemajuan ekonomi dan pariwisata Sumbar, dengan segala kemampuan yang ada.

Inflasi Sumbar 2023 Diprakirakan Mereda

Terkait outlook perekonomian Sumbar 2023, dalam pemaparannya Wahyu mengatakan, bahwa inflasi Sumbar
pada tahun 2023 diprakirakan mereda, dibandingkan 2022 dan akan berada pada kisaran 2,4% - 3,2% (yoy).

"Komoditas emas perhiasan diperkirakan cukup stabil, sejalan dengan tren harga emas global yang diperkirakan menurun pada tahun 2023," ungkapnya.

Aktivitas masyarakat diperkirakan tetap tinggi, namun faktor base year yang cukup tinggi di 2022 diperkirakan menjaga capaian inflasi inti tetap rendah dan stabil.

"Meredanya pandemi COVID-19 dan kestabilan ekonomi global, mendukung kelancaran distribusi pangan (banned export komoditas pangan diperkirakan menurun). Faktor base year inflasi VF di 2022 yang cukup tinggi diperkirakan menjaga capaian inflasi di 2023 lebih rendah," tuturnya.

Sementara Kenaikan tarif oleh pemerintah diperkirakan tidak setinggi 2022, sejalan dengan mulai stabilnya perekonomian. Kestabilan harga bahan bakar rumah tangga
sejalan dengan perkiraan harga gas alam di 2023 yang cukup stabil dengan kecenderungan penurunan harga.

BI memberikan rekomendasi pertumbuhan ekonomi Sumbar, dengan mengembangkan ekonomi kreatif dan pariwisata secara konsisten dan berkelanjutan, terutama dalam momen Visit Beautiful West Sumatera (VBWS) 2023 salah satunya dengan mendorong penambahan
rute & frekuensi penerbangan untuk sektor Pariwisata baik domestik maupun asing.

"Mengembangkan hilirisasi komoditas pertanian antara
lain kelapa sawit dan komoditas hortikultura. Mendorong realisasi investasi di Sumbar melalui promosi investasi yang efektif dan harmonisasi peraturan daerah mengenai investasi antara lain mengenai regulasi RDTR di daerah," katanya.

Selanjutnya mempercepat pembangunan proyek infrastruktur strategis nasional dan daerah, antara lain Jalan Tol Trans Sumatera Padang-Pekanbaru, Jalan Sitinjau Laut, Jalan Pintas Lawang-Bukittinggi, Pelabuhan Teluk Tapang dan Bandara Rokot. Mengembangkan ekonomi digital dengan memperluas penggunaan kanal pembayaran nontunai baik pada sektor swasta (pariwisata, perdagangan, dsb)
maupun transaksi pemerintah.

Sedangkan rekomendasi pengendalian inflasi BI mengusulkan meningkatkan pemanfaatan APBD dalam rangka pengendalian inflasi daerah, serta mendorong koordinasi dengan Kementerian/Lembaga di tingkat pusat.

Melanjutkan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di 2023 dengan sinergi seluruh anggota TPID. Memperluas Kerjasama Antar Daerah (KAD) Intra Wilayah Sumbar, guna mengurangi disparitas harga dan mendistribusikan pasokan dari daerah surplus ke daerah defisit.

Memperluas program memproduksi dan menggunakan pupuk organik serta mengupayakan penambahan kuota pupuk bersubdi di Sumbar 2023. Meningkatkan alokasi anggaran dalam rangka subsidi harga komoditas pangan dan subsidi angkut untuk menjaga keterjangkauan harga.

Mengembangkan pertanian organik berbasis teknologi digital. Mengoptimalkan pelaksanaan operasi pasar atau bazar pangan murah melalui sinergi dengan seluruh stakeholders. (*)
Share :

Saat ini 0 komentar :