ACT : Muslim India Terlunta-Lunta, kehilangan Tempat Tinggal

Monday 16 March 2020 : 17:47
Baca Lainnya
ACT memberikan keterangan pers. (dok.ACT)
Kabar62.com - Aksi Cepat Tanggap (ACT) mendapati Muslim India dalam keadaan terlunta-lunta kehilangan tempat tinggal, karena rumah mereka hangus terbakar. Mereka memadati camp-camp, di tengah kecaman rasa takut yang masih menghantui.

Dewan Pembina ACT, Syuhelmaidi Syukur, mengatakan ACT telah menjalankan amanah para dermawan, untuk para korban kerusuhan di India. Santunan kepada puluhan keluarga penerima adalah keluarga yang rumahnya hancur atau anggota keluarganya menjadi korban kerusuhan tersebut.

"Salah satu penerima bantuan menceritakan, rumahnya hancur terbakar setelah diledakkan dengan tabung gas. Penerima bantuan lainnya adalah korban selamat yang saat ini menyintas bersama keluarganya, dengan keadaan yang seadanya. Sebelum kerusuhan, ia memiliki usaha dikawasan  Shiv Vihar, Delhi," ujarnya.

Diantara penerima bantuan tunai memiliki kondisi rumah hancur dan hangus, janda yang kehilangan anak, korban yang kehilangan tempat usaha dan mata pencaharian.

"ACT terus berupaya mengantarkan amanah kepedulian bagi jutaan saudara yang mengalami kesusahan, baik yang disebabkan oleh bencana alam, bencana sosial, maupun krisis kemanusiaan," ungkapnya.

Sebagai lembaga kemanusiaan global, dalam mengimplementasikan bantuan baik dalam maupun luar negeri, ACT selalu berkoordinasi dengan organisasi resmi. Hal ini bertujuan untuk membangun kolaborasi dalam mencari jalan keluar suatu permasalahan di bidang kemanusiaan.

“Selama ini, prinsip kami sebagai lembaga kemanusiaan selalu independen dimanapun kami mengimplementasikan program. Misalnya, kami membantu Rohingya, tetapi tidak terlibat dalam konflik politik. Tidak terlibat dalam ranah konflik internal negara," katanya.

Termasuk juga implementasi di India. Prinsip ACT adalah membantu kemanusiaan merupakan sebuah kewajiban. ACT melihat banyak korban yang berjatuhan, keterpanggilan diwujudkan dengan memberikan bantuan secara langsung.

Bantuan diberikan pun bersifat emergency. Bantuan diberikan kepada para korban seperti bantuan santunan, pangan, rumah, kesehatan, dan pendidikan. Dalam memberikan bantuan tidak memilah-milah. Hal ini karena kemanusiaan adalah wilayah yang netral, tidak terbatas SARA dan selalu bekerja sama dengan para mitra terpercaya.

India menjadi ranah kemanusiaan yang sejatinya telah ACT pilih sejak dua tahun lalu (2017), sebagai titik implementasi program kemanusiaan. Sementara untuk respons terhadap konflik kemanusiaan Februari lalu, ACT mendistribusikan bantuan berupa ratusan paket pangan.

Masing-masing paket pangan terdiri dari 10 kilogram tepung gandum utuh, 5 kilogram beras, gula, minyak goreng, teh, garam, dan bumbu masak.

Hingga kini, ACT senantiasa melaporkan semua implementasi program melalui berbagai medium, seperti media sosial dan publikasi di media massa. Hal ini karena cakupan wilayah ACT, tidak hanya kasus-kasus konflik di beberapa negara, namun juga selalu membantu masyarakat yang terkena musibah bencana alam di berbagai negara lainnya seperti gempa di Nepal, kekeringan di Afrika, badai topan Bopha di Filipina, dan lainnya termasuk negara Indonesia sendiri.
Dari sisi laporan keuangan, ACT juga selalu mendapatkan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) 14 tahun berturut-turut sebagai bukti bahwa lembaga kemanusiaan yang kredibel.

"Kami menyadari, pekerjaan di ranah kemanusiaan tidaklah mudah. Banyak rintangan yang harus dihadapi. Tetapi kami meyakini, doa para donatur, harapan penerima manfaat, dan dukungan media menjadi semangat untuk terus bergerak maju dalam bingkai kemanusiaan," ujarnya.

Publik bisa memantau aktivitas ACT melalui berbagai saluran komunikasi diantaranya news.act.id, ACT TV, kanal YouTube ACT, serta media sosial resmi lembaga di Instagram, Twitter, maupun Facebook. (*)

Share :

Saat ini 0 komentar :